Bogor (Antara) - Hamzah Alfarisi dan Tia Septiani terpilih sebagai pemimpin Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Institut Pertanian Bogor masa bakti 2013-2014.

Juru bicara KMNU-IPB Nur Afifah di Bogor, Jawa Barat, Minggu, menjelaskan, Hamzah Alfarisi terpilih sebagai ketua angkatan putra KMNU 50 dan Tia Septiani sebagai ketua angkatan putri KMNU 50.

"Keduanya terpilih dari hasil musyawarah mufakat," katanya menambahkan.

Dengan terpilihnya masing-masing ketua baru itu diharapkan ke depannya kepada mereka yang terpilih dapat mempererat "ukhuwah" antar-angkatan serta bersama-sama melangkah memajukan KMNU IPB.

Ia juga menjelaskan bahwa pemilihan pimpinan baru itu adalah rangkaian kegiatan KMNU IPB bertema "Road to IQ 1" untuk para "generasi emas" KMNU IPB.

Menurut dia, "Road to IQ 1" (Isti'laul Qudrah) bagi anggota merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh KMNU IPB dalam rangka menyambut dan mengkader anggota baru.

Acara yang diadakan di ruang kuliah B1-C1 kampus IPB Dramaga ini dipandu oleh Hijayat (KMNU 49) dan dibuka dengan pembacaan basmalah, dilanjutkan dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Slamet Heri Kiswanto (KMNU 47).

Kemudian ketua panitia Hamdan Ubaidillah (KMNU 49) memberikan sambutan sekaligus dilanjutkan dengan pemilihan ketua angkatan KMNU IPB angkatan 50 yang dipimpin Nurul Muhibbah (KMNU 47) selaku Kadiv PSDM KMNU IPB.

Dalam acara itu juga dilakukan pembagian kelompok "halaqoh" yang dipimpin M. Amilin.

"Halaqoh" merupakan kelompok kecil beranggotakan KMNU 47, 48, 49 dan 50 yang berfungsi sebagai wadah diskusi keagamaan dan keilmiahan.

Program itu merupakan salah satu progran kerja dari Divisi Kajian dan Pelestarian Tradisi yang bertujuan untuk sarana diskusi dan wadah mempererat kekeluargaan antaranggota KMNU.

Dalam pembagian "halaqoh" ini sekaligus dilaksanakan kumpul perdana per "halaqoh" yang dipimpin oleh masing-masing mentor.

Penyampaian materi tentang ke-KMNU-an disampaikan  Muhammmad Zimamul Adli (Ketua KMNU IPB periode 2012-2013).

Ia mempertajam komitmen "generasi emas" KMNU IPB tentang potensi dan sumbangsih nyata yang dapat didermakan pada KMNU IPB.

"Generasi KMNU angkatan 50, harus bisa menjawab tantangan, terutama yang berkaitan dengan keistiqomahan berjalan di jalan ini," katanya.

Zimam juga menyampaikan beberapa kutipan berharga dari Al-habib Hasan al-Athas, pimpinan Majelis Taklim Nurul Fatah, Paguyangan, Bogor, "Belum tentu sesuatu yang terbatas dan serba kekurangan itu tiada hasilnya, karena segala sesuatu Allah SWT jualah yang menentukan, maka jangan pernah berhenti berusaha, dan bertawakkal pada-Nya".

Kutipan berharga kedua berasal dari pesan Hadrotus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, "Barangsiapa yang mau memperjuangkan NU, maka saya anggap sebagai santriku, dan barangsiapa yang menjadi santriku maka akan ku doakan ia 'khusnul khotimah'".

Motivasi juga diberikan Ir Ismatul Hakim, M.Sc salah satu pembina KMNU IPB.

Ia menyampaikan bahwa adanya KMNU di IPB ini sebagai organisasi kultural yang membangun ruhani berlandaskan keaswajaan (Ahlussunnah wal Jama'ah).

"Konsep Ahlussunnah wal Jama'ah itu tidak membangun kekuasaan melainkan membangun budaya masyarakat Islam," katanya.

Karena itu, kata dia, jangan sampai KMNU IPB menjadi sebuah organisasi yang tidak kondusif dan tidak terkoordinasi dengan baik.

"Kebenaran yang tidak terorganisir akan kalah dengan kebathilan yang dibangun secara terorganisir. Dan sebagai bagian dari manusia yang bermasyarakat, kita harus memanfaatkan dengan baik potensi kita, yaitu hati, otak (akal), dan jasmani," katanya.

Ketiga hal itu, kata dia, harus bekerja secara seimbang sehingga menghasilkan karya-karya yang tidak hanya bermanfat bagi umat manusia secara lahiriyah namun juga dapat mengisi kekosongan hati dengan kebaikan.

Setelah berdiskusi, dilakukan makan bersama secara "lesehan", salah satu acara yang menjadi ciri khas KMNU IPB, mencerminkan kesederhanaan dan kebersamaan.

Acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa dan shalawat "Burdah" secara bersama-sama oleh seluruh civitas KMNU IPB.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013