Wanita muda yang sedang hamil bernama Dini menjadi misteri tersendiri bagi pecinta traveling yang ingin berwisata ke Geopark Ciletuh, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Bahkan, nama Dini lebih dikenal dibandingkan nama asli tanjakan curam dan berliku atau Tanjakan Karanghau yang berada di Desa Girimukti tersebut. Sehingga baik masyarakat atau wisatawan yang melintas ke tanjakan tersebut lebih sering menyebutkan Tanjakan Dini.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, disebut tanjakan dini berawal saat terjadinya kecelakaan maut di tanjakan tersebut yang sebelumnya jalur itu aspalnya tidak semulus seperti sekarang ini.

Kisah Dini ini berawal dari terjadinya kecelakaan di tanjakan itu, yang awalnya Dini bersama rombongan keluarga yang kurang lebih berjumlah 20 orang pulang dari silaturahminya di Palabuhanratu.

Namun karena mobil bak terbuka L-300 yang ditumpangi almarhumah tidak kuat menanjak, akhirnya sebagian penumpang diturunkan tersisa hanya Dini, sopir dan dua orang lainnya. Tapi nahas, mobil yang ditumpanginya tersebut tergelincir dan jatuh ke jurang.

Pada kecelakaan itu, tiga penumpang selama hanya Dini saja yang meninggal dunia karena luka parah dan pendarahan. Akibat kejadian itu, tidak hanya ibu muda berusia 33 tahun yang wafat tapi bayi dalam kandungannya yang berusia tujuh bulan ikut meninggal.

Nama Dini menjadi terkenal di tanjakan itu sejak 2017 lalu dan hingga kini Tanjakan Dini selalu menjadi mitos bagi wisata maupun warga yang hendak melewatinya. Seperti saat melewati harus membunyikan klakson sebanyak tiga kali dan lainnya.

Bahkan ada yang mengaku jika "kawenehan" (kebetulan) sosok wanita muda kerap berada di tanjakan itu, tetapi setelah dilihat lagi menghilang.

"Saya tidak tahu secara pasti kenapa tanjakan itu bernama Dini, padahal aslinya namanya Tanjakan Karanghau. Disebut Tanjakan Dini mulai melekat pada 2017 lalu. Memang di sini adalah tempat kejadian kecelakaan yang menewaskan keluarga saya yang tengah hamil tujuh bulan bernama Dini. Saat itu, jalan di sini masih berbatu sehingga mobil bak terbuka yang ditumpanginya tidak kuat menanjak dan akhirnya mundur lagi dan terjun ke jurang," kata Hendrik yang masih kelugara dari almarhumah Dini.

Menurutnya, kecelakaan yang kerap terjadi di tanjakan ini karena jalannya menanjak, berkelok dan memiliki kecuraman yang ekstrem. Sehingga kendaraan yang melintas harus benar-benar dalam kondisi prima, mulai dari mesinnya dan remnya.

Jika tidak kuat menanjak risikonya mengalami kecelakaan sama halnya jika remnya tidak berfungsi baik maka bisa saja saat menuruni tanjakan ini lolos rem.

Namun, kecelakaan yang kerapa terjadi di daerah ini agar tidak disangkut pautkan dengan sosok wanita goib yang kerap melintas sehingga mengganggu konsentrasi pengemudi. Tapi, kemungkinan akibat kendaraan yang kurang laik jalan, atau sopir tidak menguasasi medan jalan serta mengantuk atau lainnya.

Pada saat musim libur Lebaran 2019, petugas dari Polantas Polres Sukabumi pun disiagakan di Tanjakan Dini ini, untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas. Bahkan personel kepolisian pun berderet di pinggir jalan untuk membantu pengendara yang kendaraannya tidak kuat menanjak.

Kanit Laka Lantas Polres Sukabumi Iptu Nandang Herawan mengatakan, pihaknya melakukan hal tersebut untuk mengantisipasi kendaraan yang tidak kuat menanjak baik roda dua maupun roda empat.

"Kami siap siaga, anggota semua standby di tanjakan. Jadi apabila ada kendaraan yang tidak kuat menanjak langsung melakukan pertolongan," katanya.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019