Shinta Nuriyah, istri mendiang Gus Dur alias Abdurrahman Wahid berharap Ramadhan 1440 Hijriah menjadi sebuah momentum untuk meredakan gejolak di masyarakat usai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

"Mumpung ini bulan puasa yang mengajarkan moral dan budi pekerti yang luhur tentang kesabaran, kejujuran, keikhlasan, serta persaudaraan di antara Muslim," ujarnya kepada ANTARA usai saur bersama di Vihara Dhanagun Kota Bogor Jawa Barat, Selasa.

Menurut dia, kesucian bulan Ramadhan semestinya dimaknai oleh anak bangsa untuk saling merangkul, setelah sebelumnya terlibat dalam gejolak karena berbeda pilihan pada kontestasi Pilpres 2019.

"Untuk menciptakan kedamaian, persatuan dan kerukunan di sama anak bangsa. Karena bagaimanapun kita adalah satu, satu nusa satu bangsa, dan satu bahasa," kata istri almarhum Presiden Indonesia keempat itu.

Shinta melaksanakan saur bersama anak jalanan, kaum dhuafa, serta anak yatim piatu di sebuah Vihara untuk menunjukkan toleransi beragama.

"Saya menyadari bahwa kita ini tinggal di Negara Republik Indonesia yang masyarakatnya majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama. Kita punya semboyan Bineka Tunggal Ika, berbeda beda tapi satu," tuturnya.

Ia berharap, bukan hanya kebersamaan antar anak bangsa yang kian rekat, melainkan juga saling menyayangi dan menghormati dalam hal beribadah maupun aktivitas positif lainnya
 

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019