Aparat kepolisian membubarkan aksi massa berpakaian serba hitam dan bermasker di sela peringatan Hari Buruh se-Dunia 2019 di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Pantauan di lokasi, massa yang jumlahnya puluhan dan didominasi pemuda tersebut menggelar aksi di depan SMA Tri Murti, lalu duduk dan membentangkan beberapa spanduk, salah satunya bertuliskan "Stop Kriminalisasi Aktivis", serta membawa bendera warna merah dan hitam.
Polisi terpaksa membubarkan aksi tersebut karena tidak ada pemberitahuan ke petugas sehingga meminta barisan massa untuk menjauh dari sejumlah elemen buruh yang sedang menggelar orasi di sekitar Grahadi.
Meski sempat tidak bersedia mundur serta memilih aksi duduk dan diam, akhirnya mereka berbaris meninggalkan Jalan Gubernur Suryo menuju Jalan Tunjungan sembari menyanyikan lagu berjudul "Darah Juang".
Namun, di sekitar pertigaan Jalan Simpang Dukuh, salah seorang dari barisan massa tersebut melarang wartawan mengambil foto dan merekam aksi mereka dengan suara lantang serta berteriak-teriak.
Sejumlah wartawan yang merasa terprovokasi tidak terima dengan sikap salah seorang peserta aksi itu dan menanyakan maksud pelarangan.
Suasana semakin tegang saat rekan-rekan peserta aksi massa ikut tersulut dan menantang sejumlah wartawan, beruntung kejadian tersebut tidak berbuntut kericuhan karena sejumlah polisi melerai dan meminta pemuda itu pergi.
"Kami minta maaf, sudah-sudah, anak ini saya yang amankan," kata salah seorang rekan pemuda yang tidak sempat diketahui namanya tersebut, dan kemudian memilih menjauh dari lokasi.
Kasat Binmas Polrestabes Surabaya Kompol Fathoni yang berada di lokasi mengimbau agar massa mundur dengan tertib, karena massa ini tidak mengantongi izin.
"Yang bukan buruh silakan mundur. Ini adalah Hari Buruh dan mereka sedang menyampaikan aspirasinya. Bagi yang tidak berkepentingan ayo bubar baik-baik," kata perwira menengah tersebut menggunakan pengeras suara.
Sementara itu, sekitar Rabu sore, saat terjadi aksi elemen buruh di depan Grahadi, polisi mengamankan dua pemuda yang diduga menjadi provokator dan menunggangi aliansi buruh.
Polisi membawa keduanya ke Mapolrestabes Surabaya untuk dimintai keterangan terkait aksi mereka.
Koordinator lapangan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia, Mulyadi, mengatakan kedua pemuda tersebut belum diketahui tergabung dari aliansi mana dan akan berkoordinasi dengan para koordinator.
Ia pun meminta kepada mahasiswa yang hadir untuk mendata siapa saja yang tergabung dalam aliansi bersama KASBI, dan jika dua mahasiswa itu tergabung maka akan dibantu untuk proses selanjutnya di kepolisian.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Pantauan di lokasi, massa yang jumlahnya puluhan dan didominasi pemuda tersebut menggelar aksi di depan SMA Tri Murti, lalu duduk dan membentangkan beberapa spanduk, salah satunya bertuliskan "Stop Kriminalisasi Aktivis", serta membawa bendera warna merah dan hitam.
Polisi terpaksa membubarkan aksi tersebut karena tidak ada pemberitahuan ke petugas sehingga meminta barisan massa untuk menjauh dari sejumlah elemen buruh yang sedang menggelar orasi di sekitar Grahadi.
Meski sempat tidak bersedia mundur serta memilih aksi duduk dan diam, akhirnya mereka berbaris meninggalkan Jalan Gubernur Suryo menuju Jalan Tunjungan sembari menyanyikan lagu berjudul "Darah Juang".
Namun, di sekitar pertigaan Jalan Simpang Dukuh, salah seorang dari barisan massa tersebut melarang wartawan mengambil foto dan merekam aksi mereka dengan suara lantang serta berteriak-teriak.
Sejumlah wartawan yang merasa terprovokasi tidak terima dengan sikap salah seorang peserta aksi itu dan menanyakan maksud pelarangan.
Suasana semakin tegang saat rekan-rekan peserta aksi massa ikut tersulut dan menantang sejumlah wartawan, beruntung kejadian tersebut tidak berbuntut kericuhan karena sejumlah polisi melerai dan meminta pemuda itu pergi.
"Kami minta maaf, sudah-sudah, anak ini saya yang amankan," kata salah seorang rekan pemuda yang tidak sempat diketahui namanya tersebut, dan kemudian memilih menjauh dari lokasi.
Kasat Binmas Polrestabes Surabaya Kompol Fathoni yang berada di lokasi mengimbau agar massa mundur dengan tertib, karena massa ini tidak mengantongi izin.
"Yang bukan buruh silakan mundur. Ini adalah Hari Buruh dan mereka sedang menyampaikan aspirasinya. Bagi yang tidak berkepentingan ayo bubar baik-baik," kata perwira menengah tersebut menggunakan pengeras suara.
Sementara itu, sekitar Rabu sore, saat terjadi aksi elemen buruh di depan Grahadi, polisi mengamankan dua pemuda yang diduga menjadi provokator dan menunggangi aliansi buruh.
Polisi membawa keduanya ke Mapolrestabes Surabaya untuk dimintai keterangan terkait aksi mereka.
Koordinator lapangan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia, Mulyadi, mengatakan kedua pemuda tersebut belum diketahui tergabung dari aliansi mana dan akan berkoordinasi dengan para koordinator.
Ia pun meminta kepada mahasiswa yang hadir untuk mendata siapa saja yang tergabung dalam aliansi bersama KASBI, dan jika dua mahasiswa itu tergabung maka akan dibantu untuk proses selanjutnya di kepolisian.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019