Pengamat politik Dr Uu Nurul Huda SH MH berpendapat, saling klaim atas kemenangan dalam Pemilu adalah bagian dari proses politik yang tidak perlu 'dihakimi' secara berlebihan, sehingga berakibat munculnya perdebatan dan kegaduhan.

"Terkait siapa yang menang, terutama pemilihan presiden, ada baiknya kita tunggu hasil real count C1 baik dari kubu 01 dan 02 serta KPU," kata Uu kepada ANTARA, di Kuningan, Jawa Barat, Kamis (18/4/2019).

Ia mengatakan, terkait Quick Count dan ExitPoll hanyalah metode ilmiah yang pasti akan diperdebatkan, sebagai hasil ilmiah tentu dapat dibantah oleh metode kembali.

"Jika real count sudah mencapai 70 - 90 persen mungkin sudah dapat dipastikan siapa pemenangnya dalam pilpres ini," katanya.

Oleh karena itu, konklusi dari perdebatan tersebut adalah kawal dan percepat hasil real count itu baik oleh team 01 dan 02 maupun KPU dengan memanfaatkan media sosial dan IT yang dimiliki oleh masing-masing.

Ia berharap, siapa pun pemenangnya merupakan keputusan penetapan hasil pemilu yang ditetapkan oleh KPU harus dihormati oleh siapapun.

"Jika tidak puas atas penetapan hasil pemilu oleh KPU, maka lakukan "perlawanan" melalui Mahkamah Konstitusi," paparnya.

Secara umum, kata Uu penyelenggaraan pemilu berjalan lancar, walaupun di beberapa daerah ada kekisruhan yang diakibatkan oleh keterlambatan logistik dan surat suara yg sudah tercoblos.

Biarlah itu menjadi tanggung jawab KPU dan Bawaslu untuk melaksanakannya dengan langsung umum bebeas rahasia (luber) serta jujur dan adil (jurdil).

"Walau penyelenggaraan pemilu hari ini diakui banyak catatan, tentu untuk perbaikan dimasa yang akan datang," kata mantan team seleksi KPUD Kabupaten dan Kota di Jawa Barat itu.

Pewarta: Arief Amarudin

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019