Hampir 400.000 atau tepatnya 399.962 mobil pribadi diperkirakan akan melintasi Tol Trans Jawa per hari selama masa angkutan Lebaran 2019, berdasarkan hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan.

Kepala Badan Litbang Perhubungan Sugihardjo dalam konferensi pers Hasil Survei Potensi Pemudik Angkutan Lebaran 2019 di Jakarta, Selasa, mengatakan hal tersebut karena waktu tempuh hanya berkisar 10 jam tergantung volume kendaraan yang melewati rute tersebut.

“Namun, mengingat rute ini akan menjadi ruas utama yang akan dilalui pemudik, maka fasilitas-fasilitas yang ada perlu dilengkapi untuk mendukung kenyamanan pemudik seperti rest area, bengkel, pom bensin dan fasilitas pendukung lainnya,” katanya.

Sugihardjo menambahkan adanya Tol Trans Jawa juga mempengaruhi karakteristik penggunaan moda oleh para pemudik Jabodetabek dengan yang terbanyak adalah menggunakan bus sebanyak 4.459.690 orang atau sekitar 30 persen, mobil pribadi sebanyak 4.300.346 orang atau sekitar 28,9 persen, kereta api sebanyak 2.488.058 orang atau sekitar 16,7 persen, pesawat sebanyak 1.411.051 orang atau sekitar 9,5 persen dan menggunakan sepeda motor sebanyak 942.621 orang atau sekitar 6,21 persen, dan sisanya menggunakan moda Iain.

Selain itu, lanjut dia, terdapat tren penurunan penggunaan moda, salah satunya moda angkutan udara.

“Terdapat beberapa penggunaan moda yang berpotensi menurun jika dibandingkan moda yang dipilih pemudik pada tahun 2018, seperti Pesawat turun 0,2 persen, sepeda motor turun 0,3 persen dan mobil pribadi turun 0,9 persen,” katanya.

Sementara yang mengalami kenaikan antara lain adalah kereta api kelas bisnis naik 0,2 persen, dan kereta api kelas ekonomi naik 0,4 persen.

Dia menambahkan pemilihan rute perjalanan merupakan faktor yang juga tidak kalah penting dalam melakukan perjalanan mudik lebaran yang juga ditanyakan dalam survei tersebut terhadap pengguna mobil maupun pengguna sepeda motor.

Pemudik yang menggunakan sepeda motor sebagian besar yaitu 56,9 persen atau sebanyak 280.687 sepeda motor akan melalui jalan altematif.

Karena itu, pemasangan perlengkapan keselamatan dan penempatan posko Lebaran Sena tempat istirahat di jalur altematif mudik sangat perlu jadi perhatian untuk keselamatan perjalanan para pemudik.

Lebhih lanjut m,Sugihardjo mengatakan bahwa angkutan daring akan menjadi pilihan utama pemudik yang menggunakan moda utama Kereta Api dan Pesawat untuk menuju Simpul transportasi, di mana 34 persen responden akan menggunakan taksi/mobil daring menuju Stasiun, dan 34,9 persen responden akan menggunakan taksi/mobil daring menuju Bandara.

Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan kekurangan tempat istirahat (rest area) merupakan penyebab kemacetan di tol.

“Pemudik kan ingin istirahat, ada yang ingin isi bensin dan sebagainya, efek negatifnya adalah antre ini jadi faktor kelancaran. Kalau enggak begitu ‘urgent’ enggak dibuka,” katanya.

Untuk itu, Ia mengimbau beristirahat tidak hanya di tempat istirahat di tol, tetapi juga bisa di tempat istirahat atau restoran di luar tol.

Sementara itu, Pengamat Transportasi Universitas Soegijapranata Djoko Setijowarno menyarankan dibuat tempat istirahat dekat pintu tol agar kepadatan bisa terpecah di tol dan luar tol.

“Rest area di jalan tol tidak akan mencukupi, bisa menambah satu lajur, atau penyediaan rest area dekat pintu tol,” katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019