Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berkontribusi memberikan masukan konsep kampanye terbuka capres-cawapres Prabowo-Sandiaga yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno, Minggu.
Masukan SBY atas konsep kampanye Prabowo-Sandiaga tampak dari surat yang disampaikan SBY kepada sejumlah petinggi Partai Demokrat, yang menyebar di kalangan wartawan.
Dalam surat yang ditulis SBY dari Singapura Sabtu (6/4), atau sehari sebelum kampanye Prabowo-Sandi di GBK, intinya SBY mengaku mendengar kabar bahwa konsep kampanye Prabowo-Sandi di GBK tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.
SBY meminta petinggi Demokrat mengonfirmasi kebenaran informasi itu. Kemudian Sabtu malam, SBY memperoleh informasi apa yang didengarnya mengandung kebenaran.
SBY kemudian menugaskan Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsudin, Waketum PD Syarief Hassan dan Sekjen PD Hinca Panjaitan menyampaikan saran kepada Prabowo agar penyelenggaraan kampanye nasional (dimana Partai Demokrat menjadi bagian di dalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan "inclusiveness", dengan sasanti "Indonesia Untuk Semua", juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan.
Selain itu kampanye juga disarankan mencerminkan persatuan, "Unity in diversity", cegah demonstrasi apalagi "show of force" identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum PD Ferdinand Hutahaean mengatakan surat SBY itu benar adanya. Namun surat itu sejatinya hanya untuk kalangan internal dan tidak seharusnya beredar keluar Partai Demokrat.
"Yang pasti surat ditujukan kepada tiga kader utama yakni Waketum, Sekjen dan Wanhor," ujar Ferdinand di Jakarta, Minggu.
Dia menyampaikan bahwa dalam surat itu SBY menerima laporan bahwa kampanye Prabowo-Sandi didesain seolah identik dengan kelompok tertentu dan bahkan akan mengampanyekan khilafah, sehingga Prabowo akan diidentikan dengan khilafah.
"Pak SBY yang nasionalis tulen dan sejak awal mendirikan Demokrat dengan garis politik jelas nasionalis religius, tidak setuju dengan hal tersebut," ujar Ferdinand.
Menurut Ferdinand, SBY meminta agar kampanye dibuat se-nasionalis mungkin.
"Dan tadi kita sudah lihat faktanya kampanye Pak Prabowo sangat berbhinneka, terlihat ada pembacaan doa Protestan, Katolik, semua ada di sana, sehingga tuduhan tentang khilafah patah," jelas Ferdinand.
Dia mengatakan arahan dan masukan SBY soal konsep kampanye Prabowo berjalan baik.
"Kita lihat kampanye Pak Prabowo-Sandi sangat Indonesia raya, berbhineka dan mengakui semua ajaran agama, serta menjaga Pancasila dan NKRI," kata Ferdinand.
Ferdinand mengungkapkan konsep kampanye Prabowo yang nasionalis dan berbhinneka itu sudah dilaporkan kader Demokrat kepada SBY dan SBY cukup senang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Masukan SBY atas konsep kampanye Prabowo-Sandiaga tampak dari surat yang disampaikan SBY kepada sejumlah petinggi Partai Demokrat, yang menyebar di kalangan wartawan.
Dalam surat yang ditulis SBY dari Singapura Sabtu (6/4), atau sehari sebelum kampanye Prabowo-Sandi di GBK, intinya SBY mengaku mendengar kabar bahwa konsep kampanye Prabowo-Sandi di GBK tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.
SBY meminta petinggi Demokrat mengonfirmasi kebenaran informasi itu. Kemudian Sabtu malam, SBY memperoleh informasi apa yang didengarnya mengandung kebenaran.
SBY kemudian menugaskan Ketua Dewan Kehormatan PD Amir Syamsudin, Waketum PD Syarief Hassan dan Sekjen PD Hinca Panjaitan menyampaikan saran kepada Prabowo agar penyelenggaraan kampanye nasional (dimana Partai Demokrat menjadi bagian di dalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan "inclusiveness", dengan sasanti "Indonesia Untuk Semua", juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan.
Selain itu kampanye juga disarankan mencerminkan persatuan, "Unity in diversity", cegah demonstrasi apalagi "show of force" identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum PD Ferdinand Hutahaean mengatakan surat SBY itu benar adanya. Namun surat itu sejatinya hanya untuk kalangan internal dan tidak seharusnya beredar keluar Partai Demokrat.
"Yang pasti surat ditujukan kepada tiga kader utama yakni Waketum, Sekjen dan Wanhor," ujar Ferdinand di Jakarta, Minggu.
Dia menyampaikan bahwa dalam surat itu SBY menerima laporan bahwa kampanye Prabowo-Sandi didesain seolah identik dengan kelompok tertentu dan bahkan akan mengampanyekan khilafah, sehingga Prabowo akan diidentikan dengan khilafah.
"Pak SBY yang nasionalis tulen dan sejak awal mendirikan Demokrat dengan garis politik jelas nasionalis religius, tidak setuju dengan hal tersebut," ujar Ferdinand.
Menurut Ferdinand, SBY meminta agar kampanye dibuat se-nasionalis mungkin.
"Dan tadi kita sudah lihat faktanya kampanye Pak Prabowo sangat berbhinneka, terlihat ada pembacaan doa Protestan, Katolik, semua ada di sana, sehingga tuduhan tentang khilafah patah," jelas Ferdinand.
Dia mengatakan arahan dan masukan SBY soal konsep kampanye Prabowo berjalan baik.
"Kita lihat kampanye Pak Prabowo-Sandi sangat Indonesia raya, berbhineka dan mengakui semua ajaran agama, serta menjaga Pancasila dan NKRI," kata Ferdinand.
Ferdinand mengungkapkan konsep kampanye Prabowo yang nasionalis dan berbhinneka itu sudah dilaporkan kader Demokrat kepada SBY dan SBY cukup senang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019