Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin, ingin dapat mendulang suara sebanyak mungkin di Depok, Jawa Barat, pada Pemilu 2019.
"Depok dulu kalah, sekarang harus menang, kalau sampai kalah malu," kata dia, dalam orasi Kebangsaan saat kampanye akbar dan Doa bersama, di Lapangan Kamboja Pancoran Mas Depok, Jawa Barat, Sabtu.
Ia yakin warga Depok tidak akan terpengaruh dengan isu-isu bohong, fitnah, hoaks karena warga Depok sudah pinter yang tidak bisa dipengaruhi lagi. "Saya kira sekarang tinggal bismillah untuk kemenangan 01," ujarnya.
Ia mengatakan, hoaks saat ini sudah banyak bertebaran menyerang pasangannya seperti ada yang bilang Jokowi anti Islam, Kementerian Agama akan dibubarkan, adzan dilarang, yang semua itu jelas bohong.
"Insya Allah kalau sekarang telah berbuat Pak Jokowi nanti dengan saya Pak Jokowi akan memperbesar lagi manfaatnya buat masyarakat," katanya.
Menurut dia sekarang jalan tol dimana-mana ada tol darat, ada tol laut, ada tol udara, ada tol langit. Langit itu sudah ada tolnya. "Buktinya kalau bapak-bapak internetan, sampai atau tidak, karena ada tol langit. Begitu saja tidak paham-paham," katanya.
Untuk itu dia mengajak masyarakat untuk datang ke TPS untuk memberikan hak suaranya dan mengajak, sodara untuk dukung pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
"Pasangan nomor urut 01 adalah pasangan serasi antara nasionalis dan religius. Antara umaroh dan ulama," jelasnya.
Sementara itu Tim Bravo 5 Siliwangi, Jawa Barat, yang khusus menangani pemenangan suara di Jawa Barat mengatakan, pada Pemilu 2014, Jokowi-JK memang kalah di Jawa Barat.
"Tetapi sejak 2018 kita telah melakukan pendekatan dengan humanis ke masyarakat Jawa Barat dan dilakukan dari pintu ke pintu. Hasilnya suara kami mendekati pasangan lawan dan hanya kalah tipis. Namun masih ada waktu untuk memenangkan," kata anggota Tim Bravo 5, Arya Hadikusamah.
Ia mengatakan, setelah mereka berkampanye dari pintu ke pintu di daerah Tapos Cilodong, terungkap banyak hoaks yang sudah melekat dimasyarakat yaitu Jokowi anti Islam atau juga Jokowi PKI.
"Kami menurunkan tim 5-7 orang untuk menjelaskan secara langsung yang sebenarnya tentang Jokowi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Depok dulu kalah, sekarang harus menang, kalau sampai kalah malu," kata dia, dalam orasi Kebangsaan saat kampanye akbar dan Doa bersama, di Lapangan Kamboja Pancoran Mas Depok, Jawa Barat, Sabtu.
Ia yakin warga Depok tidak akan terpengaruh dengan isu-isu bohong, fitnah, hoaks karena warga Depok sudah pinter yang tidak bisa dipengaruhi lagi. "Saya kira sekarang tinggal bismillah untuk kemenangan 01," ujarnya.
Ia mengatakan, hoaks saat ini sudah banyak bertebaran menyerang pasangannya seperti ada yang bilang Jokowi anti Islam, Kementerian Agama akan dibubarkan, adzan dilarang, yang semua itu jelas bohong.
"Insya Allah kalau sekarang telah berbuat Pak Jokowi nanti dengan saya Pak Jokowi akan memperbesar lagi manfaatnya buat masyarakat," katanya.
Menurut dia sekarang jalan tol dimana-mana ada tol darat, ada tol laut, ada tol udara, ada tol langit. Langit itu sudah ada tolnya. "Buktinya kalau bapak-bapak internetan, sampai atau tidak, karena ada tol langit. Begitu saja tidak paham-paham," katanya.
Untuk itu dia mengajak masyarakat untuk datang ke TPS untuk memberikan hak suaranya dan mengajak, sodara untuk dukung pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
"Pasangan nomor urut 01 adalah pasangan serasi antara nasionalis dan religius. Antara umaroh dan ulama," jelasnya.
Sementara itu Tim Bravo 5 Siliwangi, Jawa Barat, yang khusus menangani pemenangan suara di Jawa Barat mengatakan, pada Pemilu 2014, Jokowi-JK memang kalah di Jawa Barat.
"Tetapi sejak 2018 kita telah melakukan pendekatan dengan humanis ke masyarakat Jawa Barat dan dilakukan dari pintu ke pintu. Hasilnya suara kami mendekati pasangan lawan dan hanya kalah tipis. Namun masih ada waktu untuk memenangkan," kata anggota Tim Bravo 5, Arya Hadikusamah.
Ia mengatakan, setelah mereka berkampanye dari pintu ke pintu di daerah Tapos Cilodong, terungkap banyak hoaks yang sudah melekat dimasyarakat yaitu Jokowi anti Islam atau juga Jokowi PKI.
"Kami menurunkan tim 5-7 orang untuk menjelaskan secara langsung yang sebenarnya tentang Jokowi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019