Sukabumi (ANTARA News Megapolitan) - Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat, memperketat pemberian rekomendasi teknis relokasi aliran sungai untuk mengantisipasi dan meminimalisasi dampak dari relokasi tersebut.

"Beberapa waktu lalu terjadi bencana banjir akibat meluapnya Sungai Cibandung, Kelurahan Sriwidari, Kecamatan Gunung Puyuh. Dari hasil monitoring di lapangan ternyata penyebab banjir tersebut selain curah hujan tinggi, juga karena sungai mengalami pendangkalan," kata?Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPUPRPKPP) Kota Sukabumi Novian Rahmat Taufik di Sukabumi, Rabu.

Menurutnya, beberapa aliran sungai di Kota Sukabumi sudah mengalami pendangkalan dan penyempitan sehingga saat diguyur hujan deras beberapa lokasi yang terdapat aliran sungai kerap kebanjiran.

Lanjut dia, relokasi aliran sungai merupakan hal yang melawan alam karena sungai terbentuk secara alami. Untuk itu, pihaknya akan memperketat pemeriksaan dan pengkajian dokumen pengajuan rekomendasi tersebut.

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 26 Tahun 2015 tentang Pengalihan Alur Sungai diperbolehkan, namun harus sesuai dan harus memenuhi ketentuan teknis yang harus dilakukan pengkajian mendalam khususnya dampaknya.

Gambar rencana rute pengalihan aliran sungai harus lengkap dengan prasarana penunjangnya, termasuk hasil pemeriksaan dan penghitungan luas alur sungai lama yang akan dialihkan dan luas sungai baru harus sesuai.

"Relokasi ini juga harus memperhatikan kepentingan pemakai air sungai yang sudah ada seperti untuk irigasi dan lainnya serta dampaknya jika aliran tersebut dialihkan sebab jika tidak sesuai apalagi sampai terjadi penyempitan dan pendangkalan imbasnya terjadi bencana banjir," tambahnya.

Novian mengatakan sejak 2017 hanya mengeluarkan satu rekomendasi teknis pengalihan alur sungai. Namun pemeriksaan terhadap berkas perencanaan dan berbagai persayaratannya dilakukan secara ketat dan detail agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan khususnya terjadinya bencana banjir.

Editor berita: N. Yuliastuti

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019