Bogor, 2/6 (Antara) - Peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-531,Sabtu, membawa berkah untuk pedagang Totopong atau iket kepala khas Sunda di Kota Bogor.

"Alhamdulilah, pada  HJB tahun ini saya menerima pesanan 500 lebih Totopong," kata Urip Kusdarningsi, salah satu pedagang Totopong asal Kota Bogor, saat ditemui Sabtu.

Urip mengatakan, pesanan Totopong itu datang dari sejumlah pihak diantaranya budayawan dan juga pejabat Pemerintah Kota Bogor yang ingin merayakan Hari Jadi Bogor ke-531 tahun ini.

Untuk satu Totopong ia jual seharga Rp15.000, bila ada yang beli lebih dari lima, ia akan memberikan diskon satu buah Totopong kepada pembeli sebagai bonusnya.

Urip mengaku sudah mulai berjualan Totopong sejak dua tahun terakhir. Awal mulanya ia diajak oleh budayawan Dadang HP untuk membuat Totopong yang akan dibagi-bagikan pada HJB ke-529 dua tahun silam.

"Saat itu saya dapat pesanan 30 Totopong. Dengan modal Rp 75.000 saya buat Totopong dengan cara diupah kepenjahit, lalu kainnya saya beli di pasar," katanya.

Berawal dari itu, lanjut Urip, ia mulai memproduksi Totopong, seiring penggalakan penggunaan Totopong di kalangan pejabat dan pegawai Pemerintah Kota Bogor oleh budayawan Bogor yang digawangi Dadang HP.

Hingga kini Urip telah menjual lebih dari 200.000 lebih Totopong, baik dijual ke lingkungan pegawai Pemkot Bogor maupun dijualnya secara berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain.

"Kalau sehari-hari saya berkeliling jualan Totopong ke kelompok Biker, stasiun, pedagang dan pegawai kantoran," kata Ibu tiga anak ini.

Sejak menjadi pedagang Totopong di acara HJB, Urip menjadi dikenal sebagai pedagang iket kepala Sunda Bogor. Kini selain menjual Totopong, ia juga menjual baju "Kampret" atau Kalong yang merupakan pakaian tradisional masyarakat Sunda khususnya kalangan laki-laki.

"Kalau baju kampret ini saya ambil dari Serang Banten, saya disini hanya menjualkan sesuai pesanan, satu baju dan celanannya harganya Rp200.000," katanya.

Kedepan, Urip berharap, usahanya mendapat dukungan modal dari pemerintah setempat. Karena ia ingin mengembangkan usaha tersebut dengan harapan bisa menampung tenaga kerja.

Sementara itu, Budayawan Bogor, Dadang HP mengatakan, penggunaan Totopong saat ini sudah mulai marak digalakkan mulai dari masyarakat umum, pedagang, pegawai hingga marsinis dan pegawai stasiun di Bogor.

Selain itu, ia juga membudayakan penggunaan Totopong kepada turis yang datang berkunjung ke Kota Bogor melalui Himpunan Pramusaji Indonesia (HPI) cabang Bogor.

"Harapan kami, Totopong ini menjadi budaya yang tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat Sunda karena penggunaan Totopong memiliki filosofi agar yang menggunakan tidak menjadi orang yang besar kepala," katanya.
 


Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013