Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai terbitnya Tabloid Indonesia Barokah sebagai bentuk kemarahan kolektif masyarakat terhadap perkembangan hoaks yang marak akhir-akhir ini.

Selain itu kata Bodni di Jakarta, Sabtu kemarahan masyarakat juga akibat meluasnya fitnah dalam proses politik yang mengancam keamanan masyarakat, perababan demokrasi, Kesaktian Pancasila, Keutuhan NKRI, dan bahkan martabat kita sebagai manusia. 

"Demokrasi elektoral telah mengambil bentuk yang paling buruk melalui 'permainan hoaks' sebagai model baru kampanye politik. Sejalan dengan politik identitas yang berkembang kuat sejak tahun 2016, kampanye hitam melalui penyebaran fitnah dan rekayasa fakta pun berkembang," jelas Boni.

Menurut Boni tampak bahwa kebohongan menjadi modus baru dalam membentuk persepsi politik masyarakat. Inilah yang kita sebut 'politik kebohongan'.

"Politik kebohongan jelas merusak keadaban demokrasi dalam segala dimensi," tegasnya.

Dia mengatakan daya rusak dari politik kebohongan bersumber pada 'energy kebencian' yang menggerakkan para pelaku politik untuk memobiisasi dukungan dengan menebarkan fitnah, ilusi, dan propaganda hitam yang tidak berbasis fakta. 

Narasi kebencian menjadi narasi politik yang kuat dan gandrung menghalalkan segala cara. Energi kebencian yang begitu besar menstimulasi pabrikasi kebohongan dan mendaur ulang hoaks sebagi bahan propaganda politik. 

Boni menilai dibandingkan dengan Obor Rakyat atau bahkan berita-berita media mainstream tertentu yang sarat dengan muatan politik kampanye, Tabloid Indonesia Barokah justru lebih fair dan obyektif. 

"Yang diangkat adalah data yang sudah berkembagn di tengah masyarakat. Tabloid ini hanya mengkompilasi dan mengungkapkannya kembali dengan cara yang lebih terarah dan sistematis," ujarnya.
 
Boni menegakan kemarahan oposisi terhadap Tabloid IB adalah bentuk kegelisahan dan ketakutan yang justru memperjelas asumsi hipotetik saya bahwa politik hoaks adalah scenario yang dibangun dengan sengaja oleh oposisi untuk meraup dukungan suara dalam pemilu.

Editor: Yuniardi

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019