Bogor, 24/4 (Antara) - Atap bangunan sekolah SMAN 10 yang terletak di Komplek Perumahanan Taman Yasmin Sektor 6, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin pagi ambruk dan melukai tiga orang pekerjanya.

"Peristiwa kejadian sekitar pukul 08.00 WIB, saat itu jam belajar mengajar sedang berlangsung," kata Kepala Sekolah SMAN 10, Asep Zainal Rahman di Bogor, Rabu.

Asep menjelaskan, atap yang ambruk merupakan atap gedung yang sedang dalam pengerjaan pembangunan ruang kelas baru.

Tidak ada korban jiwa dari pihak sekolah ataupun siswa, namun tiga pekerja yang sedang memasang atap bangunan terluka dalam kecelakaan tersebut.

"Korban dari siswa tidak ada, ada tiga pekerja yang sedang bekerja memasang genteng," katanya.

Asep menuturkan, saat kejadian, aktivitas di sekolah berlangsung seperti biasa.

Siswa sedang belajar sementara para pekerja bangunan tengah menyelesaikan pemasangan genting atap sekolah.

"Tiba-tiba terdengar bumi ambruk kuat dari arah gedung yang sedang diperbaiki," kata Asep.

Mendengar adanya bunyi ambruk siswa dan para guru berhamburan keluar ruangan melihat apa yang telah terjadi.

Asep mengatakan, pembangunan ruang kelas baru tersebut sudah dimulai sejak Januari 2013 lalu.

Targetnya akan selesai pada bulan April ini diperuntukkan bagi tiga kelas.

Pembangunan ruang kelas baru itu, lanjut Asep dibangunan oleh pihak ke tiga yakni

CV Prisma Jaya.

Dana pembanguna ruang kelas baru berasal dari dana swakelola senilai Rp280 juta.

Saat itu pekerja melakukan pemasangan rangka atap genteng, belum selesai

dipasang, rangka baja ambruk dan tiga pekerja yang sedang berada diatas terjatuh ke bawah.

Menurut Asep, bangunan ruang belajar itu untuk menambah kekurangan ruang kelas di sekolah tersebut.

"Kita memang sedang melakukan penambahan ruang kelas, karena kapasitas lahan

sempit cuma 5.000 meter persegi kami melakukan penambahan ke atas menjadikan gedung sekolah dua lantai," katanya.

SMAN 10 memilih murid sebanyak 1.050, dengan 27 rombongan belajar. Ruang yang tersedia tidak mencukupi hingga sebagian siswa masuk siang.

"Kalau ruangan ini selesai, kita jadi satu shift tidak ada yang masuk siang lagi," katanya.

Asep menambahkan, secara teknis peristiwa tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar, hanya saja menghambat kinerja di sekolah.

"Kami sudah lapor ke Disdik atas peristiwa ini, kami sebagai pihak sekolah tentu akan meminta pertanggungjawaban pihak ketiga yang melakukan pengerjaan," kata

Asep.

Sementara itu, menurut Faradila salah satu siswa yang ruanganya bersebelahan dengan gedung yang direnovasi, kejadian sempat membuat panik para siswa.

"Kami kaget dengar suara ambruknya, kami berlarian keluar kelas," katanya.

Adapun tiga pekerja yang terluka masing-masing Paiman (50), Sutono (23) dan Sadiman (46).

Ketiganya dilarikan ke Rumah Sakit Karya Bhaktyi untuk menjalani perawatan medis.

Menurut Ahmad (50) rekan pekerja, para pekerja tidak mengalami luka serius, hanya luka lecet dan pergeseran tulang pinggang yang dialami Paiman.

"Tidak terlalu parah, dua pekerja sudah pulang, tinggal Paiman yang masih dirawat karena ada geser tulang di pinggang," katanya saat ditemui di IGD RS Karya Bhakti.



Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013