Sukabumi (ANTARA News Megapolitan) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo yang baru dilantik, langsung mengunjungi lokasi bencana tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Kedatangan saya ke lokasi longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok ini untuk mengetahui bagaimana proses penanggulangan bencana di masa transisi ini, khususnya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di sini terkait kebencanaan," katanya di sela melakukan kunjungan kerja di Sukabumi, Jumat.
Menurut Doni, lokasi bencana tanah longsor ini sebenarnya tidak layak untuk dijadikan permukiman, apalagi kemiringannya cukup terjal. Seharusnya lokasi bencana ini tidak ditanami oleh tanaman akar serabut seperti sayuran, padi dan pangan lainnya.
Tetapi kenyataannya seperti ini sehingga terjadilah longsor. Bahkan, jika warga bersikukuh ingin menanam tananam sayuran kembali di lokasi bencana ini maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi longsor susulan, katanya.
Maka dari itu, pihaknya dengan menggandeng berbagai elemen, Pemkab Sukabumi dan lainnya akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak menggunakan lahan dengan kemiringan 30 derajat ini untuk menanam tanaman sayuran.
Sebab sesuai ketentuan, lahan seperti ini harus dijadikan tempat resapan air dengan ditanami tanaman berbatang keras yang bisa menahan tanah untuk tidak bergerak, katanya.
"Pemberian pemahanan kepada masyarakat sangat penting dengan melibatkan komponen masyarakat sekitar, seperti memberikan sosialisasi jangan menanam tanaman yang beresiko terjadinya bencana tanah longsor," tambahnya.
Doni mengatakan pihaknya pun sudah menyiapkan tanaman khusus untuk menahan terjadinya longsor yang dalam waktu dekat ditanam di seluruh area lokasi longsor dan rawan di Desa Sirnaresmi.
"Ini tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya bencana longsor susulan, apalagi menuju lokasi bencana ini di kiri dan kanan terdapat tebing terjal yang bisa saja terjadi longsor," tambahnya.
Editor berita: Z. Meirina
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Kedatangan saya ke lokasi longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok ini untuk mengetahui bagaimana proses penanggulangan bencana di masa transisi ini, khususnya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di sini terkait kebencanaan," katanya di sela melakukan kunjungan kerja di Sukabumi, Jumat.
Menurut Doni, lokasi bencana tanah longsor ini sebenarnya tidak layak untuk dijadikan permukiman, apalagi kemiringannya cukup terjal. Seharusnya lokasi bencana ini tidak ditanami oleh tanaman akar serabut seperti sayuran, padi dan pangan lainnya.
Tetapi kenyataannya seperti ini sehingga terjadilah longsor. Bahkan, jika warga bersikukuh ingin menanam tananam sayuran kembali di lokasi bencana ini maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi longsor susulan, katanya.
Maka dari itu, pihaknya dengan menggandeng berbagai elemen, Pemkab Sukabumi dan lainnya akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak menggunakan lahan dengan kemiringan 30 derajat ini untuk menanam tanaman sayuran.
Sebab sesuai ketentuan, lahan seperti ini harus dijadikan tempat resapan air dengan ditanami tanaman berbatang keras yang bisa menahan tanah untuk tidak bergerak, katanya.
"Pemberian pemahanan kepada masyarakat sangat penting dengan melibatkan komponen masyarakat sekitar, seperti memberikan sosialisasi jangan menanam tanaman yang beresiko terjadinya bencana tanah longsor," tambahnya.
Doni mengatakan pihaknya pun sudah menyiapkan tanaman khusus untuk menahan terjadinya longsor yang dalam waktu dekat ditanam di seluruh area lokasi longsor dan rawan di Desa Sirnaresmi.
"Ini tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya bencana longsor susulan, apalagi menuju lokasi bencana ini di kiri dan kanan terdapat tebing terjal yang bisa saja terjadi longsor," tambahnya.
Editor berita: Z. Meirina
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019