Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan modifikasi cuaca dilakukan di enam titik, mulai Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, mengingat Indonesia akan memasuki puncak musim penghujan pada Januari-Februari 2026.

Curah hujan akan meningkat signifikan di sejumlah daerah seperti Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Selain itu, terdapat tiga siklon dan bibit siklon di sekitar wilayah Indonesia, yaitu siklon Bakung, bibit siklon 93S, dan bibit siklon 95S. Ketiganya berpotensi menyebabkan hujan ekstrem.

"Operasi modifikasi cuaca kita lakukan untuk mencegah awan-awan hujan mendekati daratan Indonesia. Jadi kalau dia mendekat, nanti awan hujan itu kita semai dengan bahan semai dari NaCl agar dia jatuh di tempat-tempat seperti di perairan, atau di laut, atau di tempat yang tidak berbahaya," kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12).

Baca juga: DPR desak BMKG percepat dan perluas modifikasi cuaca di daerah rawan longsor
Baca juga: Jakarta lakukan modifikasi cuaca selama lima hari untuk antisipasi cuaca ekstrem

"Atau kalau sudah sampai di atas Jakarta, itu kita tebarkan kapur tohor atau CaO, supaya dia terpecah dan tidak terjadi hujan," imbuhnya.

Faisal menyebut, modifikasi cuaca mampu menurunkan curah hujan hingga 20-50 persen. "Jadi ini membantu untuk mengendalikan atau memitigasi bencana-bencana meteorologi yang mungkin diakibatkan oleh cuaca ekstrem," kata dia.

BMKG tengah melakukan modifikasi cuaca di enam titik, di antaranya yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung.

Faisal menyebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG, di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan, juga membuat platform info cuaca untuk transportasi darat, laut, dan udara.

Baca juga: Semaian butiran garam untuk penanganan Karhutla di Sumatera Barat

BMKG bersama dengan instansi-instansi terkait senantiasa melakukan pemantauan dan antisipasi demi keselamatan masyarakat. Faisal meminta masyarakat waspada namun tetap tenang menghadapi potensi cuaca ekstrem.

"Kami sudah bekerja sama dengan BNPB, BPBD, serta Basarnas. Untuk masyarakat, tetap tenang selama kita dapat memantau kondisi dan selalu bersiap untuk curah hujan tinggi dan gelombang tinggi," pungkasnya.

Pewarta: Fathur Rochman

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025