Sukabumi, 17/4 (Antara) - Bisnis ikan koi di Sukabumi beromset setiap bulannya minimal mencapai Rp20 juta dan mampu meningkatkan ekonomi keluarga serta kesejahteraan warga sekitar seperti yang terjadi di Cibaraja, Kabupaten Sukabumi.

Petani ikan koi yang ada di Cibaraja, Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat, Ikrar Panutan, Rabu mengatakan bisnis atau usaha pertanakan ikan koi yang telah ia jalani selama tujuh tahun ini ternyata mampu mendongkrak ekonomi keluarganya.

"Jika dibandingkan dengan budidaya ikan jenis lain seperti lele, mas, nila dan lain-lain ternyata keuntungan budidaya ikan koi bisa dua kali bahkan lebih, karena peminat ikan ini rata-rata dari kalangan warga kelas menengah-atas," kata Ikrar.

Menurut dia, budidaya ikan koi ini juga mampu membuka lapangan pekerjaan baru, seperti di daerahnya mayoritas setiap peternak bekerjasama dengan warga lainnya untuk mengembangkan usaha ini, sehingga dengan adanya daerah budidaya ikan ini warga sekitar pun ikut menikmati dan bisa membuka usaha baru.

Lebih lanjut, awalnya peternak ikan di Cibaraja mayoritas pembudidaya ikan air tawar untuk konsumsi, tetapi seiring waktu dan banyak permintaan baik dari dalam maupun luar Sukabumi bahkan luar pulau bisnis ikan asal Jepang ini pembudidaya beralih menanam koi.

Bisnis ikan koi berbeda dengan bisnis ikan air tawar pada umumnya, karena usaha ini harus bermodalkan kepercayaan dan kerjasama untuk menghasilkan benih koi yang berkualitas.

"Karena jenis ikan ini sangat bervariasi, biasa setiap peternak bekerjasama dalam hal pembenihan karena, untuk bibit ikan koi kualitas unggulan ukuran diatas dua kilogram harganya bisa mencapai Rp6 juta/ekor," tambahnya.

Ikrar yang juga Seketaris Koi Bersatu Sukabumi (KBS)menyebutkan setiap usaha pasti ada pasang surutnya atau risikonya. Risiko yang dihadapi peternak koi ini biasanya berkurangnya kualitas air yang bisa menyebabkan kualitas benih ikan tersebut menjadi berkurang.

"Selain itu sulit didapatnya bibit ikan yang kualitas unggul, karena setiap ikan yang bertelur rata-rata jumlah telurnya 20 ribu-30 ribu butir, ternyata hanya bisa menghasilkan koi kualitas kontes paling banyak lima ekor saja," kata Ikrar.

Sementara, Wakil Ketua KBS, Ichwan Hamid menambahkan kelemahan Sukabumi dalam membudidayakan ikan koi ini adalah belum adanya tempat pembenihan 'indoor'.

Sebenarnya beberapa tahun lalu Sukabumi merupakan daerah penghasil koi terbesar di Indonesia. Tetapi, untuk saat ini diambil alih oleh Blitar, Jawa Timur karena di daerah tersebut pemerintahnya menyediakan lahan untuk budidaya koi di lahan 'indoor'.

Aditya AR

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013