Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi salah satu referensi pembelajaran dalam jaringan (daring) atau biasa disebut pembelajaran online dari 19 Wakil Rektor Bidang Akademik Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Wilayah Barat. Rombongan dari 19 wakil rektor ini disambut hangat Rektor IPB, Dr. Arif Satria di Ruang Sidang Senat Akademik Kampus IPB Dramaga, Senin (19/11).
Para wakil rektor ini berkunjung ke IPB dalam rangka melakukan Diskusi Pemantapan Implementasikan Blended Learning Perguruan Tinggi. Ketua Forum Wakil Rektor Bidang Akademik BKS-PTN Barat, Dr. H. Fatah Sulaiman, ST, MT, menyampaikan, “Ke depan di bawah koordinasi Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan ingin  fokus implementasikan pembelajaran daring, ingin memperkokoh, ingin maju bersama, salah satu yang menjadi referensi adalah IPB yang lebih dulu. Selain itu kami pun berdiskusi menyambut revolusi industri 4.0.”

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB, Dr. Drajat Martianto mengatakan, pertemuan ini dalam rangka diskusi dan sharing pengembangan kuliah daring setelah sebelumnya  sama-sama belajar di Universitas Terbuka.

Dalam sambutannya, Rektor IPB, Dr.Arif Satria menyampaikan dulu PTN dianggap lebih unggul  dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS), namun saat ini kita dihadapkan pada ketidakpastian, dan siapapun bisa menyalip. Meski perguruan tinggi kecil namun bisa bermanuver dan lincah, dia bisa menjadi besar.

“Ibaratnya, perguruan tinggi besar merupakan mobil tronton, jika diminta bermanuver ini butuh strategi yang lebih. Karena kekuatan masa depan itu bukan tertumpu pada kekuatan aset, kekuatan modal, kapital atau jumlah mahasiswa, namun  ini tergantung kreativitas dan imajinasi. Jadi yang memiliki imajinasi yang kuat itu yang akan survive, juga agility yaitu kelincahan dan kecepatan, dua itu jadi kekuatan besar kita,” jelas.

Lebih lanjut Rektor IPB mengatakan, selain itu kultur  PTN tidak semudah di swasta, ketidakmampuan terhadap lingkungan strategis baru itu yang berbahaya. “Untuk itu kita akan terus berkreasi, cepat dan tepat. Jangan tepat tapi lambat. Problem yang dihadapi PTN saat ini  sama.  

Kita satu kultur. Tranformasi itu butuh waktu. Ibarat naik kapal, kita harus percepat sebelum badai datang duluan. Ini menjadi bagian persoalan menyakinkan publik. Cepat membaca tanda-tanda. Kita harus saling bekerjasama, harus saling membesarkan, karena kita tidak bisa sendiri, kita tidak bisa bersaing, namun harus bersanding. Terkait pembelajaran IPB merencanakan 10 persen mata kuliah untuk blended learning. Kita ingin mempercepat proses blended learning, organisasi, riset menunjang penelitian 4.0. IPB melakukan pembenahan IT. (dh/ris)

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018