Bogor (ANTARA News Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, melakukan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) di kalangan aparatur sipil negara dengan cara jemput bola mendatangi dinas-dinas.

Khusus hari ini, Rabu, petugas Dinas Kesehatan Kota Bogor mendatangi dua dinas sekaligus yakni Dinas PUPR, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), total ada sekitar 120 ASN yang menjalani pemeriksaan faktor risiko PTM.

"Dateksi faktor risiko PTM ini menyasar orang dengan usia 15 sampai 59 tahun, rata-rata itu masih usia produktif, sehingga kita perlu jemput bola untuk melakukan pemeriksaan," kata Kepala Seksi PTM, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Firry Trianti kepada Antara.

Firy menjelaskan, sudah dua tahun terakhir Pemkot Bogor rutin melakukan deteksi dini faktor risiko PTM kepada seluruh ASN. Tujuannya adalah untuk pencegahan, meningkatnya jumlah penderita penyakit tidak menular.

Karena, lanjutnya, tren penyakit PTM terus mengalami peningkatan sejak 2015. Penyakit hypertensi atau darah tinggi menempati urutan teratas di Kota Bogor, menyusul DM atau diabetes melitus.

Ia mengatakan, deteksi dini faktor risiko PTM ini juga dalam rangka studi kohort untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit atau masalah kesehatan).

"Kohort ini dilakukan agar kita tau perkembangan kesehatan, misalnya ada yang punya faktor risiko PTM, kita bisa arahkan untuk menerapkan pola hidup sehat," katanya.

Deteksi dini faktor risiko PTM dilakukan dengan berbagai pemeriksaan seperti ukur tensi, berat dan tinggi badan, mengukur IMT untuk mengetahui seseorang obesitas atau tidak, cek kadar gula darah, dan kolesterol, serta mengukur kadar karbon dalam paru menggunakan alat pemeriksaan co analyzer.

"Kami juga melakukan deteksi terhadap gangguan emosional dengan mengisi kuisioner SRQ 20," kata Firy.

Upaya untuk mencegah PTM tidak hanya sampai disitu, setelah pemeriksaan, mereka yang memiliki faktor risiko mendapat pendampingan dan arahan agar melaksanakan pola hidup sehat dengan menerapkan Germas (Gerakan masyarakat sehat).

Untuk tahap lanjutan, ASN yang punya faktor risiko PTM dianjurkan ke Puskesmas guna melakukan pemeriksaan berkala, sehingga risiko PTM dapat dicegah.

"Kesehatan rutin dilaksnakan enam bulan sekali, kini seluruh Puskesmas di Kota Bogor punya layanan posbindu," kata Firy.

Firy menambahkan, pencegahan PTM tidak hanya aktif untuk ASN tetapi juga kalangan pelajar. Setiap bulan Dinkes mendatangi sekolah-sekolah untuk melakukan deteksi yang sama kepada pelajar.

"Karena PTM harus dicegah sejak dini, mengingat penyakit tidak menular, seperti jantung, stroke, DM itu baru diketahui setelah usia lanjut, sebelum terlambat dicegah sejak awal," kata Firy.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018