Bogor (ANTARA News Megapolitan) - Bupati Bogor Nurhayanti berharap kehadiran Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor dapat berkontribusi dalam pembangunan pertanian dan peternakan di wilayahnya.

"Ini merupakan kebanggaan trasformasi STPP Bogor menjadi Polbongtan, ada pengembangan untuk jurusannya ini sebagai sebuah inovasi bagaimana lebih memperkuat pengembangan pertanian dan peternakan di Kabupaten Bogor," kata Nurhayanti usai mengisi kuliah umum di Polbangtan Bogor, Selasa.

Ia menyebutkan, melalui pendidikan di Polbangtan dapat menghasilkan lulusan tenaga yang handal di bidang pertanian dan peternakan yang dapat berkontribusi tidak hanya untuk membangun pertanian di Kabupaten Bogor, tetapi daerah asalnya masing-masing.

Menurut dia, Polbangtan Bogor sudah bekerja sama dengan Pemkab Bogor dalam hal praktek Kuliah Kerja Nyata (KKN), sehingga dapat memahami kondisi pertanian dan peternakan di Kabupaten Bogor.

Ia berharap, lulusan Polbangtan tidak hanya menjadi pekerja di sektor industri tetapi menciptakan lapangan pekerjaan sebagai wirausaha muda pertanian.

"Harapannya agar nanti lulusan Polbangtan mau menjadi wirausaha muda yang potensial di bidang pertanian, tidak hanya membangun Kabupaten Bogor, tapi juga daerah masing-masing," katanya.

Bupati Bogor mendapatkan kesempatan mengisi kuliah umum yang diikuti ratusan mahasiswa Polbangtan Bogor. Memaparkan tentang pembangunan pertanian dan peternakan di Kabupaten Bogor.

Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 298.620 meter persegi, memiliki luas lahan pertanian dan perkebunan 33 persen, atau 98.463 meter persegi.

Selain Bupati, Kuliah Umum ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Momon Rusmono yang menyosialisasikan empat tahun pembangunan pertanian.

Momon dalam paparannya mendorong mahasiswa Polbangtan untuk bekerja terbaik agar hasil yang diraih dapat dirasakan oleh masyarakat. Terlebih di era digital dan pesatnya perkembangan lingkungan strategis, teknologi informasi.

Kondisi ini lanjutnya, belum diimbangi oleh kelompok tani yang ada, sehingga mereka masih memerlukan bantuan para lulusan perguruan tinggi pertanian.

Untuk mengarahkan pendidikan yang terbaik, lanjutnya, yang diutamakan adalah sistem pembelajaran yang akan dikembangkan, yakni sistem metode `teaching factory`, dimana 70 persen kegiatan praktek di lapangan.

Untuk mendukung langkan tersebut lanjutnya, perlu dilengkapi sarana prasarana, tenaga dosen yang mumpuni, petugas laboratorium pembatu yang harus ditingkatkan kompetensi, dan silabus pendidikan harus disesuaikan dengan dunia industri.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018