Depok (ANTARA News Megapolitan) - Koordinator Jaringan Media Profetik (JMP) Sapto Waluyo menyatakan kreativitas para jurnalis muda akan mampu meningkatkan literasi warga, sehingga bisa selektif dalam menyaring informasi.
"Kaum muda milenial harus kreatif, karena perkembangan ilmu dan teknologi menuntut kemampuan beradaptasi cepat. Jangan sampai generasi muda Indonesia hanya menjadi konsumen atau korban dari teknologi internet," katanya di Depok, Senin.
Sapto menceritakan ketika memberikan pelatihan Jurnalis Muda Kota Bekasi (JMKB) masih ada kaum muda, apalagi pelajar SMA, yang berminat pada jurnalistik di era digital. Dengan telepon genggam bisa membuat konten positif dan kreatif.
Sapto yang pernah menjadi redaktur Majalah Gatra memberikan pengajaran kiat cepat menulis artikel dalam satu jam atau 15 menit, tergantung waktu tersedia.
Ia menyatakan pembinaan generasi milenial perlu lebih atraktif, sehingga mereka antusias berpartisipasi dan menyadari pentingnya kreativitas untuk meraih keunggulan.
"Tidak hanya membentuk keunggulan pribadi siswa, tapi berdampak pada keunggulan bangsa Indonesia di tengah persaingan global," ujar Sapto yang menamatkan studi master di RSIS Singapura.
Sementara itu Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Jawa Barat, Harry Pansila menyambut baik agenda pelatihan berkala kepada para pemuda tersebut.
"Saya salut dengan tekad peserta yang serius mengikuti pelatihan, meskipun ada yang akan mengikuti ujian sekolah. Itu artinya Anda sudah biasa belajar dan bisa membagi waktu untuk meningkatkan keterampilan," ungkap Harry.
Harry melihat kegiatan jurnalistik di kalangan pelajar akan meningkatkan literasi warga. Untuk itu, ia memberikan door prize kejutan kepada peserta yang telah menamatkan baca satu buku dalam satu bulan.
Angka melek huruf di wilayah Kota Bekasi cukup baik, terutama untuk kelompok usia remaja (15 tahun). Namun di kabupaten Bekasi diakui masih banyak warga yang buta huruf, terutama di kelompok usia dewasa-tua.
Pembina Trend Indonesia, Asep Arwin menyatakan generasi muda perlu disiapkan mental yang kuat untuk menghadapi ujian nasional, walaupun para siswa sudah menekuni dan menghapal pelajaran yang akan diujikan, tapi kebanyakan belum siap mental menghadapi ujian.
"Tugas kita menumbuhkan kepercayaan dan kemandirian belajar. Dengan demikian siswa disiapkan untuk merancang masa depannya sendiri, apakah akan meneruskan studi atau menempuh dunia kerja yang penuh persaingan," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Kaum muda milenial harus kreatif, karena perkembangan ilmu dan teknologi menuntut kemampuan beradaptasi cepat. Jangan sampai generasi muda Indonesia hanya menjadi konsumen atau korban dari teknologi internet," katanya di Depok, Senin.
Sapto menceritakan ketika memberikan pelatihan Jurnalis Muda Kota Bekasi (JMKB) masih ada kaum muda, apalagi pelajar SMA, yang berminat pada jurnalistik di era digital. Dengan telepon genggam bisa membuat konten positif dan kreatif.
Sapto yang pernah menjadi redaktur Majalah Gatra memberikan pengajaran kiat cepat menulis artikel dalam satu jam atau 15 menit, tergantung waktu tersedia.
Ia menyatakan pembinaan generasi milenial perlu lebih atraktif, sehingga mereka antusias berpartisipasi dan menyadari pentingnya kreativitas untuk meraih keunggulan.
"Tidak hanya membentuk keunggulan pribadi siswa, tapi berdampak pada keunggulan bangsa Indonesia di tengah persaingan global," ujar Sapto yang menamatkan studi master di RSIS Singapura.
Sementara itu Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Jawa Barat, Harry Pansila menyambut baik agenda pelatihan berkala kepada para pemuda tersebut.
"Saya salut dengan tekad peserta yang serius mengikuti pelatihan, meskipun ada yang akan mengikuti ujian sekolah. Itu artinya Anda sudah biasa belajar dan bisa membagi waktu untuk meningkatkan keterampilan," ungkap Harry.
Harry melihat kegiatan jurnalistik di kalangan pelajar akan meningkatkan literasi warga. Untuk itu, ia memberikan door prize kejutan kepada peserta yang telah menamatkan baca satu buku dalam satu bulan.
Angka melek huruf di wilayah Kota Bekasi cukup baik, terutama untuk kelompok usia remaja (15 tahun). Namun di kabupaten Bekasi diakui masih banyak warga yang buta huruf, terutama di kelompok usia dewasa-tua.
Pembina Trend Indonesia, Asep Arwin menyatakan generasi muda perlu disiapkan mental yang kuat untuk menghadapi ujian nasional, walaupun para siswa sudah menekuni dan menghapal pelajaran yang akan diujikan, tapi kebanyakan belum siap mental menghadapi ujian.
"Tugas kita menumbuhkan kepercayaan dan kemandirian belajar. Dengan demikian siswa disiapkan untuk merancang masa depannya sendiri, apakah akan meneruskan studi atau menempuh dunia kerja yang penuh persaingan," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018