Bogor (Antaranews Megapolitan) - Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor, Jawa Barat, mengimbau masyarakat untuk waspada cuaca ekstrim adanya hujan lebat disertai petir yang berpotensi terjadi hingga Desember 2018.
"Potensi masih ada sampai Desember, bahkan ketika peralihan dari musim hujan ke kemarau nanti juga berpotensi hujan ekstrim. Jadi perlu diwaspadai ketika petir sudah menyambar segeralah mencari perlindungan," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, Hadi Saputra kepada Antara di Bogor, Minggu.
Hadi mengatakan, saat ini wilayah Bogor khususnya, dan sebagian Jawa Barat umumnya telah memasuki musim penghujan. Namun, potensi hujan ekstrim yang disertai petir dan kilat masih terjadi sewaktu-waktu.
Seperti hujan ekstrim yang terjadi Sabtu (17/11) kemarin, cakupannya luas cakupannya tidak hanya terjadi di Bogor tetapi juga meluas hingga ke Cianjur dan Sukabumi.
"Kemarin di Cianjur juga ekstrim, ada hujan es," katanya.
Sementara itu, hujan ektrim yang terjadi di Kota Bogor kemarin menyebabkan satu orang tewas tersambar petir, dan tujuh lainnya luka-luka. Peristiwa terjadi di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, sekitar pukul 16.30 WIB.
Korban meninggal dunia bernama Ukar (54), sedangkan korban luka-luka akibat sambaran petir yakni Alfian (27), Aseh (30), Kiki Ramadhan (16), Umar (64), Yati (55), Inom (68) dan Rendi (24).
Para korban terkena sambaran petir saat menyaksikan pertandingan sepakbola di lokasi kejadian. Petir menyambar sebuah pohon yang berada di sebelah ujung lapangan.
"Ketiga terjadi hujan ekstrim yang ditandai petir, sebaiknya berlindung di tempat yang aman, menghindari tempat seperti lapangan, di bawah papan reklame, sangat rawan karena menjadi titik sambar petir," kata Hadi.
Menurut Hadi, Bogor merupakan wilayah yang cukup banyak petirnya. Sehari bisa menyambar 100 kali, terutama di musim peralihan intensitasnya tinggi.
"Pentir menyambar tidak hanya dari awan ke darat, tapi juga dari awan ke awan," katanya.
Untuk mengantisipasi hujan ekstrim, lanjutnya, biasanya ditandai dengan suara petir terlebih dahulu. Jika sudah muncul petir, sebaiknya warga diimbau mencari perlindungan tidak di bawah pohon, papan reklame ataupun lapangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Potensi masih ada sampai Desember, bahkan ketika peralihan dari musim hujan ke kemarau nanti juga berpotensi hujan ekstrim. Jadi perlu diwaspadai ketika petir sudah menyambar segeralah mencari perlindungan," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, Hadi Saputra kepada Antara di Bogor, Minggu.
Hadi mengatakan, saat ini wilayah Bogor khususnya, dan sebagian Jawa Barat umumnya telah memasuki musim penghujan. Namun, potensi hujan ekstrim yang disertai petir dan kilat masih terjadi sewaktu-waktu.
Seperti hujan ekstrim yang terjadi Sabtu (17/11) kemarin, cakupannya luas cakupannya tidak hanya terjadi di Bogor tetapi juga meluas hingga ke Cianjur dan Sukabumi.
"Kemarin di Cianjur juga ekstrim, ada hujan es," katanya.
Sementara itu, hujan ektrim yang terjadi di Kota Bogor kemarin menyebabkan satu orang tewas tersambar petir, dan tujuh lainnya luka-luka. Peristiwa terjadi di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, sekitar pukul 16.30 WIB.
Korban meninggal dunia bernama Ukar (54), sedangkan korban luka-luka akibat sambaran petir yakni Alfian (27), Aseh (30), Kiki Ramadhan (16), Umar (64), Yati (55), Inom (68) dan Rendi (24).
Para korban terkena sambaran petir saat menyaksikan pertandingan sepakbola di lokasi kejadian. Petir menyambar sebuah pohon yang berada di sebelah ujung lapangan.
"Ketiga terjadi hujan ekstrim yang ditandai petir, sebaiknya berlindung di tempat yang aman, menghindari tempat seperti lapangan, di bawah papan reklame, sangat rawan karena menjadi titik sambar petir," kata Hadi.
Menurut Hadi, Bogor merupakan wilayah yang cukup banyak petirnya. Sehari bisa menyambar 100 kali, terutama di musim peralihan intensitasnya tinggi.
"Pentir menyambar tidak hanya dari awan ke darat, tapi juga dari awan ke awan," katanya.
Untuk mengantisipasi hujan ekstrim, lanjutnya, biasanya ditandai dengan suara petir terlebih dahulu. Jika sudah muncul petir, sebaiknya warga diimbau mencari perlindungan tidak di bawah pohon, papan reklame ataupun lapangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018