Cikarang, Jabar (Antaranews Megapolitan) - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terus mengajak anak-anak hingga remaja untuk terus ikut pada kegiatan budaya gemar membaca dan melakukan pemilihan duta pembaca.

"Ini adalah salah satu cara, agar anak dapat melatih motorik dan keuletan yang memadukan pola pikir maupun cara mengembamgkannya. Dan tugas duta pembaca memiliki peran sebagai penyeimbang kemajuan teknologi berbasis daring," kata Kepala Bidang Perpustakaan pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Bekasi, Nurhamidah di Cikarang, Selasa.

Menurut dia dalam kegiatam budaya gemar membaca juga melakukan pemilihan duta baca yang dimana itu sudah berjalan selama dua tahun. Dan itu biasanya mengambil dari golongan anak pelajar maupun mahasiswa untuk menjadi seorang duta pembaca.

Dan tugas mereka di antaranya mengkampenyekan budaya membaca dengan berbagai macam keunikan dan memiliki keunikan tersendiri.

Selain itu, pemilihan ini juga berguna sebagai penyeimbang kemajuan teknologi yang saat ini lebih bernuansa dan berdampak pada daya kembang pola pikir anak.

Sehingga dengan adanya duta pembaca diharapkan dapat membantu untuk menciptakan iklim atau kebiasaan membaca dan revitalisasi peran pada anak-anak maupun remaja.

"Serta fungsi perpustakaan di tengah masyarakat secara dinamis, progresif dan kekinian. Tapi itu juga harus ada kesadaran bersama dalam menjalankannya," katanya.

Ia menambahkan pada kelangsungan kegiatan itu juga terus melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan, guru bidang studi, maupun penggiat gemar membaca.

Namun perlu diketahui juga koleksi buku yang sudah dimiliki pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan pada tahun 2014 berjumlah 7.136 dengan 11.747 eksemplar.

Kemudian pada 2015 telah memiliki koleksi buku sebanyak 1.227 judul, dengan 9.214 eksemplar buku. Dan tahun 2016 ada 1.444 judul dan 12.807 eksemplar. Sehingga total buku koleksi perpustakaan saat ini mencapai 23.195 eksemplar.

Lanjut Nurhamidah menjelaskan program gelar membaca ini terus bergulir dengan menggunakan segala cara antara lainnya duta pembaca, perpustakan keliling.

Ini dikarenakan lemahnya budaya membaca pada anak-anak yang jauh memilih menggunakan teknologi berbasis daring tentu akan berdampak negatif untuk tumbuh kembangnya.

"Gimana tidak berpengaruh, itu kan lebih mempermudah dan sering kali digunakan sebagai penyebaran informasi yang tidak sesuai," katanya.

Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018