Bogor (Antaranews Megapolitan) - Ikan Patin (Pangasius) probiotik Indonesia masuk Pasar Dubai seiring meningkatkan permintaan Pasar Timur Tengah. 
 
"Kita melihat adanya permintaan yang terus meningkat dari negara-negara Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini," kata Suhadi, Ketua Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) dalam siaran pers yang diterima Antara di Bogor, Kamis.

Ia mengatakan, tingginya konsumsi permintaan ikan patin ini untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor, mulai pariwisata maupun juga untuk pemenuhan kebutuhan ikan dalam 'food services' di kegiatan haji dan umroh. 

"Kami senang dapat melayani kebutuhan pasar ini," kata Suhadi.

APCI mendapat kepercayaan  membantu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mempromosikan ikan patin probiotik Indonesia di Dubai.

Menurut Suhadi, industri ikan pangasius Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, terlihat dari produksi ikan pangasius yang terus meningkat di sepuluh terakhir dari 33.000 ton di tahun 2006 hingga mencapai 437.000 ton di 2016. 

"Ini menjadikan Indonesia salah satu produsen ikan pangasius terbesar di dunia," katanya.

Selama ini lanjutnya, industri ikan pangasius Indonesia lebih banyak bermain di pasar dalam negeri saja, di mana pangasius fillet menduduki posisi sebagai ikan yang paling populer di pasar domestik, yang saat ini telah mencapai setengah dari keseluruhan konsumsi ikan fillet dalam negeri. 

Selain dipasarkan di supermarket untuk konsumen rumah tangga, ikan pangasius fillet telah mendapat tempat yang strategis dalam industri jasa makanan di Indonesia.

"Ikan pangasius fillet melayani kebutuhan hotel, restoran, catering (horeca) serta penerbangan," kata Suhadi.

Sementara itu, kedatangan APCI ke Dubai untuk berpartisipasi sebagai salah satu peserta ekshibisi di SEAFEX Timur Tengah yang berlangsung tanggal 30 October hingga 1 November 2018 di Dubai World Trade Centre.

Kegiatan ini didukung oleh SMART-Fish, Program dari UNIDO (United Nations Industrial Development Organization).

Di bawah koordinasi KKP Indonesia, APCI meluncurkan sebuah Brand Pangasius (patin) baru bagi dunia Internasional yaitu: "Indonesian Pangasius - The Better Choice".

Peluncuran ini diselenggarakan pada saat pameran berlangsung tanggal 30 Oktober 2018.

"Keikutsertaan di SEAFEX yang sekaligus peluncuran Brand "Indonesian Pangasius" ini merupakan momen penting yang mengawali kegiatan bisnis ekspor bagi industri ikan pangasius Indonesia," katanya.

APCI, bersama sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pengolahan ikan pangasius, telah siap tampil di pasar dunia. 

"Uni Emirat Arab (UAE) dipilih untuk mengawali bisnis ekspor ikan pangasius Indonesia dilihat dari potensinya yang tinggi sebagai pintu gerbang masuk ke pasar Timur Tengah," kata Suhadi.

Direktur Jendral Akuakultur, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Subijakto mengatakan kegiatan ekspor bagi Pangasius ini sangat penting.

"Kami memberikan apresiasi dan dukungan kepada APCI untuk mengembangkan pasar pangasius termasuk pasar ekspor di Timur Tengah," kata Slamet.

Slamet menambahkan, melalui budidaya dan prosesing yang baik yang telah diimplementasikan di Indonesia, keamanan pangan dan 'traceability' (keparcayaab) nya bisa dijamin mengikuti standar yang diminta oleh pasar Internasional.

Direktur Umum Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Rifky Effendi Hardijanto  mendukung langkah yang dilakukan APCI untuk memenuhi kebutuhan pasar global setelah kebutuhan nasional terpenuhi.

"Ini adalah waktu yang tepat bagi produsen pangasius untuk melebarkan sayap ke pasar di luar negeri, dengan menggunakan B
 rand payung : Indonesia Pangasius," katanya.

Riki menambahkan, dengan identitas brand nasional seperti ini, maka akan menjadi jaminan kualitas bagi para pembeli luar negeri.
   
"Harapan kami, ini merupakan jalan untuk Indonesia menjadi eksportir pangasius terbesar," kata Rifky.
   

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018