Depok (Antaranews Megapolitan) - Plt Deputi, Bidang Pengendalian Penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dwi Listyawardhani menyatakan pernikahan dini bisa memicu tingginya angka perceraian.

"Pasangan muda biasanya belum bisa mempersiapkan kehidupan keluarga, sehingga rentan terjadi perceraian," kata Dwi disela-sela seminar bertajuk Implikasi Proyeksi Penduduk Terhadap Perencanaan Pembangunan di Depok, Kamis.

Ia mengatakan sebenarnya dalam berkeluarga, BKKBN mempunyai konsep yang mencakup agama, ekonomi, reproduksi, kasih sayang dan kalau ini tidak tercapai bisa menyebabkan angka perceraian tinggi.

Menurut dia, sesuai pemantauan pihaknya, pasangan suami istri (pasutri) yang menikah muda ini biasanya meminta dispensasi pernikahan kepada Pengadilan Agama, dengan alasan sesuatu yang mendesak.

Dwi mengingatkan dampak dari menikah muda sangat besar oleh sebab itu, dalam setiap program yang diselenggarakan BKKBN pada kalangan remaja selalu disampaikan mengenai dampak seks bebas, pernikahan dini dan bahaya narkoba.

Ia menjelaskan kunci dari masalah tersebut adalah pendidikan dan peran keluarga dalam membimbing anak-anaknya.

Sebelumnya Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kota Depok, Jawa Barat, menawarkan sejumlah solusi terkait meningkatnya angka perceraian di Kota Depok yang tinggi hingga mencapai 5.000 kasus pada 2017.

Ketua IKADI Kota Depok, KH Ahmad Badruddin mengatakan kasus perceraian bisa dicegah jika tiap pasangan yang menikah atau yang akan menikah mampu mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang telah dikaruniakan Allah SWT.

"Kecerdasan majemuk harus mulai digunakan sejak memilih pasangan, menjalani amanah keluarga, membangun hubungan dalam keluarga besar, hingga menyelesaikan konflik," katanya.

Dia mengatakan kecerdasan majemuk menurut guru besar Howard Gardener, diantaranya adalah kecerdasan logika, matematika, bahasa, visual, musikal, kinestetik, inter dan intra personal, alamiah dan spiritual.

Badruddin juga menambahkan kecerdasan majemuk perlu diterapkan sejak mempersiapkan anak menghadapi kehidupan, mengelola urusan internal keluarga dan mewujudkan kontribusi keluarga.

Ketua PKK Kota Depok Elly Farida menekankan bahwa kasus perceraian di Depok yang telah menembus angka 5.000, tidak lepas dari permasalahan anak-anak dan penyimpangannya yang terjadi di kalangan mereka.

"Inilah pentingnya membangun gerakan pendampingan anak-anak menjelang akil baliq, karena banyak yang rapuh dan mengaku semua berawal dara keluarga," katanya.

Istri Wali Kota Depok ini juga mengungkapkan rencananya membangun sekolah pernikahan untuk mencegah meningkatnya kasus-kasus siswi SMP dan SMA yang sudah bersalin sementara mereka belum siap menjalani tanggung jawab sebagai keluarga.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018