Menteri Kebudayaan Fadli Zon, mendorong ekonomi budaya Banten dan menegaskan peran strategis Balai Pelestarian Kebudayaan dalam menjaga warisan budaya Provinsi Banten yang kaya.
Hal ini ia sampaikan dalam keterangan resminya, Senin, saat kunjungan kerja ke Kawasan Banten Lama, dalam Temu Wicara: “Merawat Budaya dan Nilai Luhur.”
Kegiatan yang diinisiasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII tersebut mengadakan ruang dialog yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di antaranya pemerintah, tokoh masyarakat, pelestari, serta pelaku budaya sangat penting untuk mendiskusikan makna, tantangan, serta strategi nyata dalam merawat kebudayaan dan benda pusaka di era modern.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon juga mengapresiasi potensi budaya Banten yang luar biasa, baik tangible maupun intangible.
Menteri Fadli menjelaskan bahwa warisan budaya mencakup dua ranah besar: warisan budaya benda dan warisan budaya tak benda.
Menurutnya, saat ini Direktorat Warisan Budaya di bawah Kementerian Kebudayaan tengah mempercepat proses pendaftaran dan pelindungan keduanya.
Selanjutnya Menbud menegaskan bahwa amanat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan bukan hanya melindungi kebudayaan, tetapi juga mengembangkan, memanfaatkan, dan membina.
Budaya, baik yang berwujud benda maupun nilai, perlu dirawat sekaligus dimajukan agar memberi manfaat ekonomi dan menjadi bagian dari industri budaya masa depan.
Pada kesempatan berikutnya, Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia, menyampaikan bahwa Kota Serang memiliki potensi sejarah dan budaya yang luar biasa, namun belum dioptimalkan sepenuhnya.
Pemerintah Kota Serang kini tengah menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) sebagai dasar untuk memasukkan kebudayaan dalam perencanaan pembangunan daerah.
“Kami ingin menjadikan kebudayaan sebagai salah satu pilar pembangunan daerah, dan kuncinya adalah kolaborasi. Tidak ada seniman atau budayawan yang paling hebat, yang penting adalah ruang dialog dan kerja bersama," ujarnya.
Editor : Budi Setiawanto
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025