Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Universitas Parahyangan Bandung mewakili fakultas hukum universitas dan sekolah tinggi di Indonesia pada kompetisi tingkat internasional Peradilan Semu Hukum Humaniter Internasional (HHI).
"Unpar mewakili Indonesia ke Kompetisi HHI di Hongkong pada Maret 2019, setelah menjadi juara I tingkat nasional mengalahkan Universitas Indonesia di final Kompetisi Peradilan Semu HHI," kata Kepala Delegasi Regional International Committee of the Red Cross (ICRC)untuk Indonesia dan Timor Leste, Alexandre Faite, Senin.
Seluruh universitas di dunia secara rutin melaksanakan kompetisi ini baik di Asia, Eropa maupun Amerika.
Indonesia sudah melaksanakan kompetisi ini yang ke 13 dan untuk sekarang yang mewakili Indonesia di ajang yang sama tetapi tingkat Internasional adalah Unpar.
Nantinya di Hongkong mereka akan bertanding dengan universitas dari berbagai negara yang juga merupaka juara kompetiisi peradilan semu HHI. Tentunya mahasiswa dari Indonesia yang akan berkompetisi tersebut harus fasih berbahasa Inggris dan mengerti hukum humaniter.
Kompetisi yang bertajuk 13th Indonesian Round of the International Humanitarian Law Moot Court Competition 2018, mahasiswa dari 26 universitas di Indonesia melakukan penelitian terlebih dahulu selama delapan bulan.
Fokus dan tema penelitian sudah ditentukan yakni konflik yang sedang terjadi di Provinsi Bonham, Republik Donka setelah berakhirnya era penjajahan asing.
Ada dua finalis yakni Unpar dan UI, keduanya sengit dalam menyampaikan pemaparan, solusi hingga menjadi penengah yang tentunya semuanya dituangkan dalam Bahasa Inggris.
Namun yang menjadi pemenang adalah Unpar dengan selisih nilai tipis dan menjadi universitas yang mewakili Indonesia di ajang internasional.
Sementara, salah seorang mahasiswa Unpar yang ikut dalam kompetisi tersebut Kevin Setiadi menambahkan bahwa timnya sempat hampir kehabisan kata-kata saat berkompetisi dengan mahasiswa dari UI karena mereka pun bisa dikatakan ahli mengupas tentang hukum humaniter tersebut.
Namun persiapan yang dilakukan selama delapan bulan terakhir tidak sia-sia, ujarnya.
"Kami mempersiapkan diri semaksimal mungkin, tapi tidak melupakan pekuliahan. Secara akademik, indeks prestasi kami masih di atas tiga, jadi bisa mengatur waktu antara kuliah dan persiapan." tambahnya.
Pada kompetisi tingkat internasional Peradilan Semu Hukum Humaniter Internasional (HHI), Unpar mengirimkan tiga mahasiswanya yakni Kevin Setiadi, Theo Prawiradirdja dan Moses Mesakh.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Unpar mewakili Indonesia ke Kompetisi HHI di Hongkong pada Maret 2019, setelah menjadi juara I tingkat nasional mengalahkan Universitas Indonesia di final Kompetisi Peradilan Semu HHI," kata Kepala Delegasi Regional International Committee of the Red Cross (ICRC)untuk Indonesia dan Timor Leste, Alexandre Faite, Senin.
Seluruh universitas di dunia secara rutin melaksanakan kompetisi ini baik di Asia, Eropa maupun Amerika.
Indonesia sudah melaksanakan kompetisi ini yang ke 13 dan untuk sekarang yang mewakili Indonesia di ajang yang sama tetapi tingkat Internasional adalah Unpar.
Nantinya di Hongkong mereka akan bertanding dengan universitas dari berbagai negara yang juga merupaka juara kompetiisi peradilan semu HHI. Tentunya mahasiswa dari Indonesia yang akan berkompetisi tersebut harus fasih berbahasa Inggris dan mengerti hukum humaniter.
Kompetisi yang bertajuk 13th Indonesian Round of the International Humanitarian Law Moot Court Competition 2018, mahasiswa dari 26 universitas di Indonesia melakukan penelitian terlebih dahulu selama delapan bulan.
Fokus dan tema penelitian sudah ditentukan yakni konflik yang sedang terjadi di Provinsi Bonham, Republik Donka setelah berakhirnya era penjajahan asing.
Ada dua finalis yakni Unpar dan UI, keduanya sengit dalam menyampaikan pemaparan, solusi hingga menjadi penengah yang tentunya semuanya dituangkan dalam Bahasa Inggris.
Namun yang menjadi pemenang adalah Unpar dengan selisih nilai tipis dan menjadi universitas yang mewakili Indonesia di ajang internasional.
Sementara, salah seorang mahasiswa Unpar yang ikut dalam kompetisi tersebut Kevin Setiadi menambahkan bahwa timnya sempat hampir kehabisan kata-kata saat berkompetisi dengan mahasiswa dari UI karena mereka pun bisa dikatakan ahli mengupas tentang hukum humaniter tersebut.
Namun persiapan yang dilakukan selama delapan bulan terakhir tidak sia-sia, ujarnya.
"Kami mempersiapkan diri semaksimal mungkin, tapi tidak melupakan pekuliahan. Secara akademik, indeks prestasi kami masih di atas tiga, jadi bisa mengatur waktu antara kuliah dan persiapan." tambahnya.
Pada kompetisi tingkat internasional Peradilan Semu Hukum Humaniter Internasional (HHI), Unpar mengirimkan tiga mahasiswanya yakni Kevin Setiadi, Theo Prawiradirdja dan Moses Mesakh.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018