Bogor (Antaranews Megapoltan) - Pemerintah melalui Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) memfasilitasi warga Desa Cinangka, Ciampea, Kabupaten Bogor, untuk mengikuti pelatihan membuat mie sagu, bumbu dan kerupuk.

Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Wantannas Letjen TNI Doni Monardo dalam kegiatan sosialisasi tim gabungan tentang dampak pengelolaan aki bekas di Desa Cinangkan, Rabu.

"Ini kerja kolektif dari semua pihak, akan ada pelatihan pembuatan mie sagu, kerupuk dan juga bumbu," kata Sesjen Wantannas, Doni Monardo.

Pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa tersebut agar beralih profesi, tidak lagi melakukan aktivitas pengelolaan aki bekas secara ilegal.

Wantannas menggandeng serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Korem 061/Suryakancana, Pemerintah Kabupaten Bogor, dan sejumlah pengusaha untuk memberikan pelatihan kepada warga.

Menurut Doni, upaya ini adalah bentuk keseriusan Wantannas dalam menjaga ekosistem, melestarikan lingkungan sekitar yang tercemar oleh limbah timbel dari aktivitas peleburan aki bekas ilegal.

Aktivitas peleburan aki bekas secara ilegal yang dilakukan oleh warga berdampak sangat besar pada kerusakan lingkungan, pencemaran udara, yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat serta generasi muda Desa Cinangka dan sekitarnya.

Doni menginstruksikan dalam waktu satu bulan setelah sosialisasi dampak pengolahan aki bekas ilegal, pelatihan sudah berjalan. Warga dilatih langsung oleh pengusaha Mie Sagu asal Meranti, Provinsi Riau, dan pengusaha bumbu dari Bangka Belitung.

"Nanti juga akan ada bantuan alat, jadi tidak boleh ada lagi aktivitas aki ini," katanya.

Menurut Doni, timbunan limbah aki bekas ini dapat mencemari sungai yang ada di sekitarnya. Dan pencemaran sungai tersebut akan berdampak ke warga lainnya. Pembakaran aki bekas ini menghasilkan limbah timbel atau timah hitam, bila masuk dalam tubuh dalam jumlah lebih dari 10 mikro gram per desi liter dapat berbahaya.

Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran timbel adalah autis, mati mendadak, gangguan pernafasan, gangguan pencernaan, cacat mental, dan stunting.

Warga setempat sangat mengharapkan adanya pelatihan tersebut, karena selama ini warga hanya dijanjikan usaha baru tetapi tidak direalisasikan.

Aisyah (45) istri Ketua RT 02/RW 03 mengatakan warga bersedia meninggalkan aktivitas pengelolaan aki bekas asal diberikan pekerjaan pengganti agar ekonomi tetap berjalan.

"Kalau kami dilatih usaha, kami minta kepastian ada pasarnya, kami bisa produksi apa saja asal ada pasarnya," kata Aisyah.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018