Cibinong, Jabar (Antaranews Megapolitan) - Srikandi Sayang Sungai (S3) Kabupaten Bogor, Jawa Barat menyimpulkan keberadaan satwa buaya di Sungai Cileungsi karenanya habitatnya sudah mulai tetusik oleh adanya pencemaran lingkungan.

" Saya kira memang sudah ada dari dulu, kemungkinan habitatnya terganggu jadi nalurinya untuk keluar dari sungai karena merasa tidak nyaman ," kata Ketua S3 Kabupaten Bogor, Septiana di Cibinong, Senin.

Menurut dia dalam kedaan ini memang belum ada titik terang terkait adanya tiga sampai empat buaya yang dilihat berada di Sungai Cileungsi.

Pasalnya kemunculan buaya-buaya tersebut membuat masyarakat resah dan menimbulkan perdebatan di antara masyarakat pesisir Sungai Cileungsi.

Namun dalam hal ini juga harus disadari bahwa kemunculan buaya di sungai memiliki dasar yang jelas, yaitu karena sungai telah tercemar oleh limbah perusahaan yang sengaja dibuang secara bebas.

Keadaan tersebut menimbulkan perusakan ekosistem alam, sehingga menyebabkan buaya bermunculan dari sarangnya.

"Saya memang ditanya masyarakat maupun awak media tentang adanya buaya di Sungai Cileungsi, tapi belum ada keterangan yang jelas asal mulanya," katanya.

Ia menambahkan dalam hal ini seharusnya pemerintah daerah dan dinas terkait sudah mulai melakukan pemgawasan dan penindakan terhadap adanya buaya maupun pencemaran lingkungan.

"Itu dikarenakan setiap saat nyawa masyarakat menjadi taruhannya. Buaya golongan hewan buas dan pencemaran lingkungan termasuk kimia murni," katanya.

Dua hal itu menjadi salah satu faktor dimana pencemaran lingkungan pada daerah setempat sudah pada ambang batas. Dan itu harus ada kontrol secara bersama.

"Tapi hingga saat ini bila tidak ada laporan maka tidak akan ada penindakan, pemerintah daerah kurang pada posisinya, rakyat menjadi taruhannya," katanya.

Lanjut Septiana menjelaskan dalam hal ini seharusnya pemerintah daerah ambil bagian dan segera mengambil langkah secara pasti dan menjamin keselamatan masyarakat.

"Jangan sampai jatuh korban terlebih dahulu, kemudian baru bantuan datang," katanya.

Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018