Bogor (Antaranews Megapolitan) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan Sekolah Ibu akan menjadi benteng terakhir kebahagian ibu di provinsi tersebut.
"Kita akan menyelenggarakan Sekolah Ibu di seluruh kota dan kabupaten di Jawa Barat, intinya kita jadikan sebagai benteng kebahagian ibu di Jawa Barat lima tahun ke depan," kata Ridwan Kamil saat mewisuda 2.040 lulusan Sekolah Ibu di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Emil sapaan akrab mantan Wali Kota Bandung ini menyebutkan, inovasi Sekolah Ibu yang dibuat oleh TP PKK Kota Bogor sangat baik untuk diduplikasi daerah lain di Jawa Barat.
Ia mengatakan, inovasi ini sejalan dengan program Pemerintah Jawa Barat yang diberi nama Jabar Juara Lahir Batin.
"Artinya lima tahun ke depan kami tidak hanya ngurus bangun jembatan, jalan, tapi urusan batin, urusan tentang spiritual, kegembiraan, dan kebahagian," katanya.
Ia menargetkan dalam lima tahun ke depan penduduk Jawa Barat harus menjadi penduduk paling bahagia di Republik Indonesia.
Bahagia lanjutnya, datang dari prespektif masing-masing orang, dipenuhi oleh dua sistem peradaban.
Dalam sistem peradaban itu ada dua institusi yakni keluarga. Sementara itu, keluarga terdiri atas tiga kelompok, yakni ayah, ibu dan anak.
"Hubungan ketiga kelompok ini tidak selalu mudah, tidak selalu menghasilkan situasi yang ideal," katanya.
Melalui Sekolah Ibu ini, ia sangat mengapresiasi dukungan semua pihak termasuk DPRD Kota Bogor yang telah menganggarkan program tersebut.
Ini sejalan dengan lima nilai yang akan dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni seorang anak harus mempunyai nilai religius, karena agama sebagai benteng moral suatu bangsa.
"Banyak negara maju, tapi kalau stress penduduknya bunuh diri, ada yang nembakin orang, itu negara maju," katanya.
Di Jawa Barat, lanjutnya, ada rumah ibadah, tidak boleh ada orang yang sedih di Jawa Barat, kalau sedih ada mobil curhat di Kota Bogor dan ada kendaraan konseling di Bandung.
Untuk mencapai semua itu, syaratnya satu, pemimpin yang harus mudah dihubungi, pemimpin yang harus mudah memberikan perhatian.
Emil juga mengingatkan peran ibu terhadap anaknya harus bisa sebagai guru, teman dan sebagai pelindung.
"Seperti yang selalu saya sampaikan, ibu saya adalah ibu dan guru abadi saya," katanya.
Sebagai guru, ibu tidak harus mengajarkan matematika, atau fisika, tapi mengajarkan pendidikan karakter pada anaknya.
Pendidikan karakter itu, anak diajarkan budaya antre di bank, membantu orang tua yang sedang lewat, berbicara yang baik atau diam, dan menjaga kebersihan karena sebagian dari iman.
"Ibu juga harus belajar bahasa anak-anak sekarang, supaya kalau ngobrol nyambung, masuk ke bahasa anak," kata.
Emil menambahkan, peran ibu sebagai pelindung, harus memastikan anaknya diproteksi sampai nalar dan logikanya dewasanya bisa mengambil keputusannya sendiri.
"Yang penting, jangan pernah alfa, absen mendoakan anak. Karena dalam Islam, kekuatan doa ibu lahir batin didengarkan oleh Allah SWT," kata Emil.
Baca juga: Ridwan Kamil terapkan Sekolah Ibu seluruh Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Kita akan menyelenggarakan Sekolah Ibu di seluruh kota dan kabupaten di Jawa Barat, intinya kita jadikan sebagai benteng kebahagian ibu di Jawa Barat lima tahun ke depan," kata Ridwan Kamil saat mewisuda 2.040 lulusan Sekolah Ibu di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Emil sapaan akrab mantan Wali Kota Bandung ini menyebutkan, inovasi Sekolah Ibu yang dibuat oleh TP PKK Kota Bogor sangat baik untuk diduplikasi daerah lain di Jawa Barat.
Ia mengatakan, inovasi ini sejalan dengan program Pemerintah Jawa Barat yang diberi nama Jabar Juara Lahir Batin.
"Artinya lima tahun ke depan kami tidak hanya ngurus bangun jembatan, jalan, tapi urusan batin, urusan tentang spiritual, kegembiraan, dan kebahagian," katanya.
Ia menargetkan dalam lima tahun ke depan penduduk Jawa Barat harus menjadi penduduk paling bahagia di Republik Indonesia.
Bahagia lanjutnya, datang dari prespektif masing-masing orang, dipenuhi oleh dua sistem peradaban.
Dalam sistem peradaban itu ada dua institusi yakni keluarga. Sementara itu, keluarga terdiri atas tiga kelompok, yakni ayah, ibu dan anak.
"Hubungan ketiga kelompok ini tidak selalu mudah, tidak selalu menghasilkan situasi yang ideal," katanya.
Melalui Sekolah Ibu ini, ia sangat mengapresiasi dukungan semua pihak termasuk DPRD Kota Bogor yang telah menganggarkan program tersebut.
Ini sejalan dengan lima nilai yang akan dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni seorang anak harus mempunyai nilai religius, karena agama sebagai benteng moral suatu bangsa.
"Banyak negara maju, tapi kalau stress penduduknya bunuh diri, ada yang nembakin orang, itu negara maju," katanya.
Di Jawa Barat, lanjutnya, ada rumah ibadah, tidak boleh ada orang yang sedih di Jawa Barat, kalau sedih ada mobil curhat di Kota Bogor dan ada kendaraan konseling di Bandung.
Untuk mencapai semua itu, syaratnya satu, pemimpin yang harus mudah dihubungi, pemimpin yang harus mudah memberikan perhatian.
Emil juga mengingatkan peran ibu terhadap anaknya harus bisa sebagai guru, teman dan sebagai pelindung.
"Seperti yang selalu saya sampaikan, ibu saya adalah ibu dan guru abadi saya," katanya.
Sebagai guru, ibu tidak harus mengajarkan matematika, atau fisika, tapi mengajarkan pendidikan karakter pada anaknya.
Pendidikan karakter itu, anak diajarkan budaya antre di bank, membantu orang tua yang sedang lewat, berbicara yang baik atau diam, dan menjaga kebersihan karena sebagian dari iman.
"Ibu juga harus belajar bahasa anak-anak sekarang, supaya kalau ngobrol nyambung, masuk ke bahasa anak," kata.
Emil menambahkan, peran ibu sebagai pelindung, harus memastikan anaknya diproteksi sampai nalar dan logikanya dewasanya bisa mengambil keputusannya sendiri.
"Yang penting, jangan pernah alfa, absen mendoakan anak. Karena dalam Islam, kekuatan doa ibu lahir batin didengarkan oleh Allah SWT," kata Emil.
Baca juga: Ridwan Kamil terapkan Sekolah Ibu seluruh Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018