Bogor (Antaranews Megapolitan) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Prof Bambang P. S. Brodjonegoro mengingatkan tantangan kebutuhan pangan ke depan semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia era 4.0, yang membutuhkan makan tidak hanya dari sisi produktivitas saja, tetapi juga kuantitas, kualitas serta keberlanjutannya.

"Kebutuhan mengenai pertanian menjadi urgen (penting), karena populasi masyarakat dunia semakin bertambah. Pertanian ini tidak ada matinya selama penduduk dunia bertambah, mereka apsti butuh makan, butuh pangan," kata Bambang di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis. 

Bambang menyampaikan ini dalam Seminar Agro-Maritim 4.0 yang diselenggarakan dalam rangka 'Dies Natalis' ke-55 IPB mengangkat tema Menyongsong Visi Indonesia 2045. 

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, data terakhir jumlah penduduk dunia menunjukkan penambaham 240 ribu jiwa per harinya. Sehingga tahun 2025 jumlah penduduk dunia mencapai delapan miliar. 

Diprediksikan tahun 2045 jumlah penduduk dunia sudah mencapai 10 miliar yang semuanya membutuhkan makan. Khusus orang-orang tertentu seperti astronot atau militer yang memilik jenis makanan model biskuit dan pil yang bila sekali makan langsung kenyang. 

"Tetapi tidak semua orang bisa mengadopsi jenis makan itu, walau jam makan jadi singkat lima menit, cukup makan biskuit dan air langsung kenyang, itu akan mengurangi kenikmatan," katanya.

ementara itu, untuk tingkat nasional, proyeksi jumlah penduduk Indonesia menurut BPS pada tahun 2025 menjadi 284,5 juta jiwa, di mana 40 juta jiwanya adalah penduduk kelas menengah. 

Yang menjadi tantangan adalah lanjutnya, bagaimana memenuhi kebutuhan pangan penduduk dari sisi kualitas dan kuantitas melalui peningkatan agro-maritim sekaligus juga meningkatkan pendapatan petani dan nelayan, serta tetap menjaga keberlanjutan lingkungan. 

"Dalam rancangan teknokratis RPJMN 2020-2040, prinsip-prinsip yang kita gunakan adalah pembangunan (termasuk agro-maritim) yang membangun kemandirian, menjamin keadilan, dan menajga keberlanjutakan," katanya. 

Oleh karena itu, upaya pemenuhan pangan menjadi sebuah keniscayaan untuk keberlanjutan kehidupan. Pemenuhan kebutuhan pangan produk pertanian, peternakan, dan perikanan akan menjadi tugas berat yang membutuhkan sistem produksi pangan yang berkelanjutan, dan metoda produksi yang lebih tepat. 

"Tetapi juga diperlukan langkah-langkah yang lebih maju, yang lebih inovatif, untuk peningkatan produksi bahan pangan," kata Bambang. 

Dalam Seminar Agro-Maritim 4.0 yang digagas IPB, Bambang mengharapkan peran IPB sebagai universitas pertanian tertua dan terkemuka di Indonesia begitu menonjol di era Orde Baru dengan inovasinya BIMAS/INMAS dan Panca Usaha Tani mampu menghantarkan Indonesia mencapai swasembada pangan khususnya beras.

Di era digital farming' ini merupakan tantangan untuk IPB keluar dengan konsep pembangunan agro-maritim yang mampu meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan pendapatan petani, dengan tetap menjaga keberlanjutan, kelestarian lingkungan. 

"Sudah saatnya mengembangkan konsep 'corporate agriculture' atau pertanian berbasis industir dalam era 'digital farming' ini," kata Bambang.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018