Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota, Jawa Barat, membutuhkan tambahan sedikitnya 30 personel lalu lintas guna menyikapi kemacetan di jalan raya sebagai imbas pembangunan sejumlah proyek infrastruktur di wilayah itu.

"Sebetulnya 120 personel Polantas yang kita miliki saat ini sudah memenuhi kriteria ideal, namun memang masalahnya perkembangan masyarakat Kota Bekasi lebih cepat tumbuh dari hasil kajian personel ideal di kepolisian," kata Kapolrestro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto di Bekasi, Senin.

Menurut dia, kegiatan pembangunan infrastruktur yang bergerak masif di Kota Bekasi sejak 2017 berimbas pada kemacetan lalu lintas di jalan arteri.

Indarto mencontohkan, proyek infrastruktur angkutan massal seperti Light Rail Transit (LRT), Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Jakarta Elevated Tol Jakarta-Cikampek, Tol Bekasi-Cawang Kampung Melayu (Becakayu) tidak bisa dipungkiri telah menyumbang kemacetan lalu lintas di dalam Kota Bekasi.

"Sebab, kendaraan dari dalam tol dibuang ke dalam kota. Imbasnya sejumlah persimpangan dan jalur sempit menjadi pemicu kemacetan karena volume kendaraan yang tidak sesuai dengan kapasitas tampung jalan. Kami masih butuh sekitar 30 lagi anggota polantas," katanya.

Situasi itu menuntut personel Satlantas Polrestro Bekasi Kota untuk intensif menangani kemacetan di sejumlah simpul jalan utama.

"Beberapa jalan masih macet, terutama saat akhir pekan dan jam sibuk, ditambah lagi dengan hadirnya sejumlah proyek transportasi massal di Kota Bekasi yang membuat arus kendaraan masuk ke arteri," katanya.

Dikatakan Indarto, persoalan utama kemacetan lalu lintas Kota Bekasi adalah budaya pengendara yang kerap acuh terhadap aturan lalu lintas.

"Kita sudah kaji kemacetan di depan Stasiun Kota Bekasi, Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Timur. Saat kelihatan semrawut, masyarakat langsung komplain dan langsung kita terjunkan anggota ke lokasi hingga terurai (macetnya)," katanya.

Indarto juga menegaskan, wacana konversi angkot ke bus angkutan massal tidak sepenuhnya efektif mengatasi kemacetan.

"Permasalahan bukan di angkot, tapi lebih pada budaya masyarakatnya, sehingga membuat personel lalu lintas kami bekerja ekstra," katanya.?

Sejumlah ruas jalan yang tercatat mengalami imbas proyek infrastruktur nasional itu di antaranya Jalan Ahmad Yani, Jalan Ir H Djuanda, Jalan Sudirman, Jalan Cut Meutia, Jalan Hasibuan dan lainnya.
 

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018