Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Tokoh aktivis muslimah penggerak pemakaian hijab pada tahun 80-an, Wirianingsih menyatakan wanita berhijab tidak menghalangi untuk berprestasi di segala bidang.

"Di ajang Asian Games yang baru lalu, banyak muslimah berhijab yang menjadi juaranya," kata Wirianingsih di Jakarta, Minggu. terang Ibu 10 anak penghafal Quran ini

Untuk itu kata dia kegiatan International Hijab Solidarity Day (IHSD) merupakan salah satu momen bagi para muslim di beberapa negara untuk mengampanyekan pemakaian hijab dan memberikan dukungan moril bagi para muslimah hijaber di berbagai belahan dunia. 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan IHSD tahun ini mengambil momentum Car Free Day (CFD) di Jakarta dan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) yang didukung oleh beberapa lembaga sebagai penyelenggaranya. 

IHSD merupakan ajang nostalgia perjuangannya mengampanyekan pemakaian hijab bagi muslimah pada masa itu. 

"Ini seperti mengenang jaman dulu di tahun 80-an dimana saya menjadi salah seorang penggeraknya. Bahkan saat itu saya menjadi satu diantara dua orang mahasiswi yang berhijab di Universitas Padjajaran padahal saat itu penolakan terhadap pemakaian hijab masih sangat kuat," kenang perempuan yang akrab disapa Wiwik ini. 

Dalam orasinya di ajang IHSD, Ibu 10 anak penghafal Quran ini menyampaikan bahwa kampanye pemakaian hijab bagi muslimah merupakan sebuah gerakan internasional yang dijamin oleh hak asasi manusia dan Indonesia sudah menjadi bagian dari gerakan internasional tersebut. 

Lebih lanjut Wiwik juga menyampaikan bahwa dengan memakai hijab yang tertutup dan rapi, akan membuat muslimah menjadi terhormat, mudah dikenali, bisa menjaga perilaku agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela. 

Berhijabpun tak menghalangi muslimah untuk berprestasi di segala bidang. "Di ajang Asian Games yang baru lalu, banyak muslimah berhijab yang menjadi juaranya," terang Ibu 10 anak penghafal Quran ini. 

Wiwik merasa gembira karena peringatan IHSD ini diikuti dan didukung anak muda generasi milenial, baik laki-laki maupun perempuan. 

"Saya sangat mensupport. Anak-anak muda harus semangat, jangan ragu karena kami para orangtua akan selalu mendukung kebaikan yang dilakukan, bahkan ini merupakan pencerahan karena ternyata masih banyak anak-anak muda yang baik, berprestasi dan membanggakan Indonesia," puji Wiwik.

IHSD sendiri terlahir dari sebuah konferensi yang diadakan di Kota London, Inggris pada tanggal 4 September 2004. Pada awalnya, IHSD diprakarsai oleh para pemeluk Islam di empat negara, yakni; Perancis, Jerman, Tunisia dan Turki. 

Di negara-negara tersebut para muslimah berhijab seringkali mendapat diskriminasi dan kesulitan. Oleh karena itu, IHSD sendiri memberikan penekanan pada makna kata 'solidarity' (solidaritas) yakni rasa senasib dan setia kawan.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018