Bogor (Antaranews Megapolitan) - Peneliti tamu dari IPB mengikuti On Board Summer Cruise dengan T/V Sinyo Maru di Laut Pedalaman Jepang pada tanggal 22 Agustus – 2 September 2018. Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB), Dr. Budy Wiryawan telah mengikuti Summer Cruise Training Ship Shinyo Maru milik Tokyo University of Marine Science and Technology (TUMSAT) pada 22 Agustus – 2 September 2018.

Dr. Budy diundang oleh Prof. Dr.Jota Kanda (Dean of Faculty) sebagai Guest Researcher oleh TUMSAT untuk mempelajari teknik sampling dan analisis marine macro dan microplastic. Selain itu juga menyampaikan pembelajaran tentang riset marine plastic debris di Indonesia.

Dr. Budy tertarik mendalami metodologi penelitian yang berkaitan dengan hubungan alat tangkap ikan yang terbuang di laut dan lingkungan perairan. Topik penelitian tentang ‘Discarded, Abandoned Fishing Gear dan Ghost Fishing’ sedang menjadi isu penting di dunia perikanan tangkap. Di Jepang, penelitian ini merupakan penelitian marine debris (sampah laut) dalam kerangka program nasional di Jepang.

Pelayaran tahun 2018 dilaksanakan dengan Training Ship Shinyo Maru yang baru berumur dua tahun (GT : 1343; LOAxB : 64 mx 12m) dengan Captain Toshifumi Mayashi San.  

Tim peneliti tamu dari Indonesia dan  dua peneliti dari SEAFDEC Thailand yang didampingi oleh Koordinator Program (Dr.Keiichi Uchida) berangkat pada tanggal 22 Agustus 2018 dari Pelabuhan Komatsushe. Kemudian pindah untuk berlindung dari Typhoon pada 24 Agustus 2018 malam ke Wakayama di Teluk Osaka.

Walaupun demikian kapal yang sedang lego jangkar, tetap dihantam angin dengan kecepatan antara 50-70 knot, sehingga posisi kapal pun sempat bergeser. “Pengambilan sampling macroplastics dilaksanakan dengan visual observation method, yang dilakukan dari atas kapal dengan peralatan binokuler (teropong), busur untuk estimasi jarak obyek dan tab dengan aplikasi marine debris protocol berbasis android.

Sedang sampling micro plastics, juga larva ikan, dilakukan dengan neuston net yang berdimensi frame (75x75 cm) dilengkapi dengan flowmeter, mesh size 300 micron meter dengan cod-end berupa tabung silinder berdiameter 12 cm. Penarikan jaring micro plastics dilakukan dengan kecepatan konstan antara 2-3 knot selama 20-30 menit,” papar Dr. Budy.

Lokasi Observasi Visual dan Neuston net sampling dilakukan di Teluk Osaka, Laut Bingonada  dan Laut Hiuchinada. Pelayaran diakhiri pada tanggal 29 Agustus 2018 di Pelabuhan Shimonoseki. Pada kesempatan  pelayaran kali ini tidak dilakukan survei bottom sediment dengan menggunakan bottom trawl, dikarenakan pelayaran dilakukan di laut pedalaman.

Teknik sampling dan demo pengoperasian bottom trawl dijelaskan di dalam ruang kuliah di atas kapal. Selain juga, diskusi tentang pengolahan dan analisis data serta estimasi densitas microplastics per unit area dijelaskan oleh Dr.Uchida San.

Selanjutnya, teknik analisis micro plastics dilakukan di Micro Plastic Laboratorium di Universitas Kyushu yang dipimpin oleh Prof. Atsuhiko Isobe. Kegiatan on-board summer cruise training akan dilanjutkan tahun 2019,  setelah kegiatan pertama diikuti oleh Dr. Mochamad Riyanto dari IPB dalam kerangka kerjasama IPB-TUMSAT.  Diharapkan dari kegiatan ini animo penelitian tentang marine plastic debris lebih berkembang dengan menggunakan metode ilmiah yang sahih, yang pada gilirannya kepedulian masyarakat dan pemerintah tentang bahaya marine debris semakin meningkat. (*/ris)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018