Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, Jawa Barat mewajibkan seluruh mahasiswa baru tahun ajaran 2018/2019 untuk mengikuti pendidikan bela negara, Jumat.
Pendidikan bela negara melibatkan anggota TNI dari Pusdikzi Kota Bogor.
Total ada 210 mahasiswa baru yang diterima masuk STPP Bogor yang berganti nama menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian atau Polbangtan.
"Kegiatan bela negara ini penting bagi mahasiswa untuk menanamkan jiwa kecintaan kepada bangsa dan negara umumnya dan khususnya agar mereka loyal terhadap kampus," kata pelatih dari Pusdikzi TNI AD, Lettu Afri S.D.
Menurutnya, pendidikan bela negara juga untuk mendisiplinkan mahasiswa dalam waktu dan ketertiban pakaian, maupun kehidupan sehari-hari selama di asrama.
Pembinaan mental, bina fisik dan latihan baris-berbaris sebagian kecil kegiatan yang dilakukan pada diklat bela negara.
Tak hanya soal fisik, pelatih juga mengajarkan agar mahasiswa baru mengerjakan kewajibannya dalam hal beribadah seperti pagi tadi sebelum melaksanakan kegiatan Mabidama, mahasiswa baru sholat subuh berjamaah terlebih dahulu di masjid.
Menurut Afri menjadi mahasiswa peternakan tak hanya harus kuat fisik tetapi harus kokoh juga pondasi agamanya.
Lettu Afri berharap setelah diklat bela negara ini rampung mahasiswa dapat megaplikasikan apa yang telah diajarkan oleh para pelatih dalam kehidupan di kampus dan mampu untuk lebih disiplin dalam kerapihan diri.
"Seperti potongan rambut yang sesuai aturan, pemakaian atribut seragam yang lengkap sesuai dengan aturan kampus, sistem belajar yang teratur," katanya.
Sebanyak 210 mahasiswa baru STPP Bogor diterima untuk dua jurusan yakni Penyuluh Pertanian, dan Penyuluh Peternakan, dengan lima program studi yang tersedia.
Sebelum menjadi mahasiswa resmi di Polbangtan Bogor wajib mengikuti Mabidama, salah satu kegiatannya ialah diklat bela negara yang dipimpin langsung oleh anggota TNI dari Pusdikzi TNI AD.
Tercatat ada 89 calon mahasiswa baru jurusan peternakan di kampus Cinagara mengikuti kegiatan bela negara selama tiga hari yaitu pada 5-7 September 2018.
"Sejauh ini para mahasiswa masih semangat mengikuti kegiatan diklat bela negara tidak ada yang tumbang karena sakit baik mahasiswa prodi penyuluhan peternakan dan kesejahteraan hewan," kata Lettu Afri.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018