Bekasi, Jawa Barat, 4/9 (Antara) - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri berkisah tentang latar belakang pembentukan Politeknik Ketenagakerjaan di Kota Bekasi yang diinspirasi oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
"Suatu hari saya diundang oleh Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham). Di sana saya menyaksikan ada grup paduan suara yang biasa menyanyikan lagu Indonesia Raya," katanya.
Hanif lalu menanyakan, siapa gerangan para penyanyi paduan suara tersebut karena dirasakan begitu hikmat dan merdu.
"Saya diberitahu, kalau mereka adalah warga binaan yang aktif di Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP)," katanya.
Dari sana, Hanif mengaku terinspirasi membentuk lembaga pendidikan yang fokus pada pembinaan tenaga kerja.
"Saya tidak bisa bayangkan, bagaimana sebuah Lapas ada kampusnya. Dari sana saya ingin punya kampus ketenagakerjaan yang fokus mendalami isu stratgeis ketenagakerjaan," katanya.
Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) yang berlokasi di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) di Jalan Guntur Raya No.1, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi resmi dibentuk pada 15 Agustus 2017.
Sebanyak tiga Menteri Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla menghadiri peresmian Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) pada Kamis (26/10/2017).
Selain Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri, dua menteri lainnya yang hadir adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Asman Abnur dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir.
Hanif mengatakan, tantangan ketenagakerjaan ke depan yang semakin kompleks membutuhkan sumber daya manusia yang profesional di bidang Ketenagakerjaan.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, Kemnaker perlu membangun Politeknik yang spesifik pada aspek Ketenagakerjaan.
“Oleh karena itu, kita mendirikan Politeknik Ketenagakerjaan yang membuka tiga program studi yaitui Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Relasi Industri, dan Manajemen Sumber Daya Manusia,” kata Hanif.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Politeknik Ketenagakerjaan Retna Pratiwi mengatakan hingga Juli 2018, Politeknik Ketenagakerjaan telah memperoleh angkatan kedua dari total 180 mahasiswa yang kini aktif belajar di kampus tersebut.
"Angkatan kedua ini peminatnya mencapai 4.000 orang, setelah dites secara online, tersisa 1.360 yang lolos, dan pada tahapan psikotes yang lolos 500 orang," katanya.
Pihaknya menyediakan 90 bangku di kampus politeknik, dari 90 orang yang diterima, ada enam di antaranya mengundurkan diri karena diterima di perguruan tinggi lain.
Puncaknya adalah Dimulai smester ganjil bagi angkatan pertama dan kedua, di mana pihaknya mengalami kekurangan ruang belajar.
"Kami atur maksimal, karena ruangan yang dimiliki hanya empat lokal di Cevest. Ini mengakibatkan penambahan jam belajar dan kerja dosen dari biasanya selesai jam 16.00 WIB, kini bertambah menjadi jam 17.30 WIB," katanya.
Pihaknya hingga kini dilengkapi dengan 14 orang tenaga pengajar, meski sebagian belum bekerja secara menetap dari kalangan staf di Kemenaker dan praktisi manajemen industri.
"Saat ini kami belum membentuk badan eksekutif mahasiswa. Tapi sekarang sudah ada embrio sepuluh komunitas dari kelompok olahraga, kesenian hingga bahasa inggris," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Suatu hari saya diundang oleh Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham). Di sana saya menyaksikan ada grup paduan suara yang biasa menyanyikan lagu Indonesia Raya," katanya.
Hanif lalu menanyakan, siapa gerangan para penyanyi paduan suara tersebut karena dirasakan begitu hikmat dan merdu.
"Saya diberitahu, kalau mereka adalah warga binaan yang aktif di Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP)," katanya.
Dari sana, Hanif mengaku terinspirasi membentuk lembaga pendidikan yang fokus pada pembinaan tenaga kerja.
"Saya tidak bisa bayangkan, bagaimana sebuah Lapas ada kampusnya. Dari sana saya ingin punya kampus ketenagakerjaan yang fokus mendalami isu stratgeis ketenagakerjaan," katanya.
Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) yang berlokasi di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) di Jalan Guntur Raya No.1, Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi resmi dibentuk pada 15 Agustus 2017.
Sebanyak tiga Menteri Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla menghadiri peresmian Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) pada Kamis (26/10/2017).
Selain Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri, dua menteri lainnya yang hadir adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Asman Abnur dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir.
Hanif mengatakan, tantangan ketenagakerjaan ke depan yang semakin kompleks membutuhkan sumber daya manusia yang profesional di bidang Ketenagakerjaan.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, Kemnaker perlu membangun Politeknik yang spesifik pada aspek Ketenagakerjaan.
“Oleh karena itu, kita mendirikan Politeknik Ketenagakerjaan yang membuka tiga program studi yaitui Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Relasi Industri, dan Manajemen Sumber Daya Manusia,” kata Hanif.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Politeknik Ketenagakerjaan Retna Pratiwi mengatakan hingga Juli 2018, Politeknik Ketenagakerjaan telah memperoleh angkatan kedua dari total 180 mahasiswa yang kini aktif belajar di kampus tersebut.
"Angkatan kedua ini peminatnya mencapai 4.000 orang, setelah dites secara online, tersisa 1.360 yang lolos, dan pada tahapan psikotes yang lolos 500 orang," katanya.
Pihaknya menyediakan 90 bangku di kampus politeknik, dari 90 orang yang diterima, ada enam di antaranya mengundurkan diri karena diterima di perguruan tinggi lain.
Puncaknya adalah Dimulai smester ganjil bagi angkatan pertama dan kedua, di mana pihaknya mengalami kekurangan ruang belajar.
"Kami atur maksimal, karena ruangan yang dimiliki hanya empat lokal di Cevest. Ini mengakibatkan penambahan jam belajar dan kerja dosen dari biasanya selesai jam 16.00 WIB, kini bertambah menjadi jam 17.30 WIB," katanya.
Pihaknya hingga kini dilengkapi dengan 14 orang tenaga pengajar, meski sebagian belum bekerja secara menetap dari kalangan staf di Kemenaker dan praktisi manajemen industri.
"Saat ini kami belum membentuk badan eksekutif mahasiswa. Tapi sekarang sudah ada embrio sepuluh komunitas dari kelompok olahraga, kesenian hingga bahasa inggris," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018