Yogyakarta (Antaranews Megapolitan) - Presiden Joko Widodo meminta kebiasaan saling menghujat, khususnya di media sosial diakhiri dan segera dialihkan untuk hal-hal yang produktif guna bersaing dengan negara lain.

"Kalau kita masih suka menjatuhkan di media sosial (medsos), masih berkutat saling mencela, mencemooh, mengeluarkan fitnah, hoaks setiap hari maka energi kita akan habis," kata Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat pembukaan Mahasabha atau Kongres Nasional ke XI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia di Yogyakarta, Rabu.

Bangsa Indonesia, kata Presiden, sulit bersaing dengan negara lain jika tidak segera berpaling dari kebiasaan saling mencela serta selalu pesimistis memandang masa depan.

"Energi kita habis menyelesaikan hal-hal yang sebetulnya sudah kita tinggalkan. Sekarang kita menuju masa-masa optimisme, energi kita harus habiskan untuk membangun persaingan, daya saing, serta membangun produktivitas," kata dia.

Jokowi mengatakan sesuai prediksi Bank Dunia, IMF, dan Bappenas, pada 2045 Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat keempat di dunia dengan pendapatan per kapita kurang lebih 29.000 dolar AS jika pertumbuhan ekonomi nasional terus stabil seperti saat ini.

Namun demikian, masa Indonesia emas pada 2045 itu tidak akan mungkin tercapai apabila generasi muda saat ini lebih senang menghujat dan hidup bermalas-malasan.

"Tidak mungkin tercapai kalau kita malas-malasan, kalau kita senangnya instan, kalau kita tidak bekerja keras. Semua anak muda harus produktif, dan memiliki kedisiplinan yang tinggi. Kuncinya di situ," kata dia.

Di hadapan ratusan mahasiswa peserta Kongres Nasional ke XI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, Presiden juga mengingatkan seluruh mahasiswa agar cekatan mengantisipasi perubahan dunia yang terjadi sangat cepat mulai dari ekonomi, sosial, dan budaya.

Presiden mengatakan menyongsong revolusi industri 4.0 berbagai perubahan akan terjadi 3.000 kali lebih cepat dibandingkan revolusi yang pertama. 

"Dunia ini sekarang sudah berubah, perubahannya sangat cepat, yang bisa mengantisipasi secara cepat tiada lain adalah mahasiswa, anak muda Indonesia," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018