PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PLN Peduli memanfaatkan limbah fly ash bottom ash (FABA) dari PLTU Jeranjang di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi bahan baku pembuatan batako ramah lingkungan.
General Manager PLN UIP Nusra, Rizki Aftarianto melalui pernyataan yang diterima di Mataram, Jumat, menegaskan FABA yang merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara dalam proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) termasuk dalam kategori limbah aman untuk dimanfaatkan dalam berbagai produk konstruksi.
"Pemanfaatan FABA menjadi batako adalah bentuk komitmen PLN dalam mengelola lingkungan sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," katanya.
Dia mengatakan pemanfaatan FABA untuk konstruksi terbukti aman karena termasuk kategori non-B3, dan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan material konvensional.
"Ke depan, PLN akan terus mendorong pengembangan inovasi berbasis FABA agar semakin banyak fasilitas umum dan masyarakat yang merasakan manfaatnya," ujar dia.
Rizki menjelaskan inovasi ini dikerjakan bersama pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang produksi batako FABA. Sebanyak 50 ton FABA yang berasal dari sisa pembakaran batu bara yang merupakan bahan bakar PLTU Jeranjang diolah menjadi 10.000 batako.
Batako yang diolah dari FABA ini kemudian disalurkan untuk mendukung pembangunan fasilitas umum di beberapa lokasi yang berada di Lombok Barat, di antaranya aula di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Eyat Mayang dan pembangunan kantin di SMKN 2 Lembar.
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025