Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Federation Aero Sport Indonesia (FASI) membidik objek wisata Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sebagai lokasi pengkaderan atlet paralayang Indonesia.
"Indonesia merupakan surganya olah raga paralayang, salah satunya di objek wisata Geopark Ciletuh Palabuhanratu yang mempunyai kecocokan untuk mengembangkan potensi olah raga ini," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jendral (Sekjen) FASI Kolonel (Penerbang) Agung Sasongkojati di venur paralayang Asian Games 2018, Selasa.
Namun demikian, walaupun lokasi tersebut cocok untuk lokasi penerbangan dan pendaratan atlet maupun penghobi olah raga kedirgantaraan ini tetapi lokasi tersebut harus siap sarana dan prasarananya.
Seperti mulai dari sarana transportasi, akomodasi dan keselamatan untuk atlet paralayang. Sebab, jika lokasinya sulit ditembus dan sarana serta prasanannya kurang apalagi tidak ditunjang dengan alat keselamatan maka akan menjadi kendala.
Sebab, olah raga ini perlu kesiapan dari berbagai hal karena taruhannya juga nyawa. Selain itu, sumber daya manusia yang berada di lokasi pun harus mengetauhi tentang standar prosedur paralayang.
Namun, ke depannya lokasi paralayang di Geopark Ciletuh Palabuhanratu akan dikembangkan. Sebab selain hanya tempat wisata, lokasi tersebut juga harus bisa membibitkan atlet paralayang yang nantinya akan membela bangsa melalui berbagai even kejuaraan baik tingkat nasional maupun internasional.
"Lokasi wisata tanpa adanya prestasi akan sulit berkembang. Contohnya lokasi venue paralayang yang berada di Gunung Mas, Cisarua,Bogor ini selain hanya sebatas tempat wisata juga bisa meneluarkan atlet berprestasi. Sehingga atlet tersebut menjadi duta untuk mempromosikan daerahnya," tambahnya.
Di sisi lain, Agung mengatakan kader atau bibit atlet paralayang di Indonesia tidak akan kurang ini dibuktikan dengannya banyak prestasi tingkat dunia salah satunya di Asian Games ini yang sudah meraih dua medali emas, satu perak dan satu perunggu. Bahkan di kelas cross country atau lintas alam regu atlet Indonesia kembali berpeluang menambah perbendaharaan medali.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Indonesia merupakan surganya olah raga paralayang, salah satunya di objek wisata Geopark Ciletuh Palabuhanratu yang mempunyai kecocokan untuk mengembangkan potensi olah raga ini," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jendral (Sekjen) FASI Kolonel (Penerbang) Agung Sasongkojati di venur paralayang Asian Games 2018, Selasa.
Namun demikian, walaupun lokasi tersebut cocok untuk lokasi penerbangan dan pendaratan atlet maupun penghobi olah raga kedirgantaraan ini tetapi lokasi tersebut harus siap sarana dan prasarananya.
Seperti mulai dari sarana transportasi, akomodasi dan keselamatan untuk atlet paralayang. Sebab, jika lokasinya sulit ditembus dan sarana serta prasanannya kurang apalagi tidak ditunjang dengan alat keselamatan maka akan menjadi kendala.
Sebab, olah raga ini perlu kesiapan dari berbagai hal karena taruhannya juga nyawa. Selain itu, sumber daya manusia yang berada di lokasi pun harus mengetauhi tentang standar prosedur paralayang.
Namun, ke depannya lokasi paralayang di Geopark Ciletuh Palabuhanratu akan dikembangkan. Sebab selain hanya tempat wisata, lokasi tersebut juga harus bisa membibitkan atlet paralayang yang nantinya akan membela bangsa melalui berbagai even kejuaraan baik tingkat nasional maupun internasional.
"Lokasi wisata tanpa adanya prestasi akan sulit berkembang. Contohnya lokasi venue paralayang yang berada di Gunung Mas, Cisarua,Bogor ini selain hanya sebatas tempat wisata juga bisa meneluarkan atlet berprestasi. Sehingga atlet tersebut menjadi duta untuk mempromosikan daerahnya," tambahnya.
Di sisi lain, Agung mengatakan kader atau bibit atlet paralayang di Indonesia tidak akan kurang ini dibuktikan dengannya banyak prestasi tingkat dunia salah satunya di Asian Games ini yang sudah meraih dua medali emas, satu perak dan satu perunggu. Bahkan di kelas cross country atau lintas alam regu atlet Indonesia kembali berpeluang menambah perbendaharaan medali.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018