Bogor (Antaranews Megapolitan) - Era revolusi industri 4.0 atau generasi keempat tidak hanya menjadi beban perguruan tinggi, tetapi harus dimulai dari pendidikan dasar dan menengah, kata akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Prio Suprobo.

"Perguruan tinggi mulai mengantisipasi dampak 4.0, ini terus dibahas. Pertanyaan kami dari kalangan perguruan tinggi apakah pendidikan dasar dan menengah sudah mengantisipasi ini atau belum," kata Prof Prio Suprobo yang juga Ketua Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) di Bogor, Jumat.

Suprobo mengatakan, mengantisipasi dampak revolusi industri jangan hanya ditimpakan ke PTNBH tetapi juga harus dimulai dari pendidikan dasar dan menengah.

"Ini menarik untuk dikaji, apakah pendidikan dasar dan menengah kita sudah mengantisipasi 4.0 dan memfasilitasi generasi milenial saat ini," katanya.

Menurut Probo, diterapkannya akademik 4.0 tidak hanya berlaku bagi pelajar saja, tetapi juga SDN guru.

Guru harus mengajarkan para siswa untuk belajar menggunakan bahan ajaran 4.0.

"Apakah guru sudah bisa mendidik lewat internet, apakah bisa memberi nilai Pedagogik melalui internet, ini yang harus difikirkan," kaya Dosen Teknik Sipil dari ITS ini.

Sementara itu, Ketua MSA PTNBH periode 2017-2018, Prof Tridoyo Kusumastanto mengingatkan pentingnya pendidikan dasar dan menengah untuk menerapkan pendidikan 4.0.

Menurutnya, akan sangat berpengaruh apabila pendidikan dasar dan menengah belum menerapkan pendidikan 4.0.

"Sangat berpengaruh karena ada namanya "Student imteks. Kalau tidak nyambung akan lebih sulit bisa dapat mengembangkan dengan kecepatan atau ekselerasi yang dilakukan," katanya.

Triyono menambahkan, perlu interaksi kementerian terkait yakni Kemeristekdikti, kementerian pendidikan dan kementerian keuangan, agar pendidikan 4.0 bisa diterapkan di seluruh dunia pendidikan.

"Interaksi kementerian dalam menyusun program yang sama mengantisipasi atau akselerasi yang dilakukan tadi," kata Tridoyo.

Pewarta: Naryo

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018