Bogor (Antaranews Megapolitan) - Konsep Green Campus memiliki beberapa parameter sebagai standar ukuran keberhasilan. Bagi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang merealisasikan konsep Green Campus 2020, menemui berbagai permasalahan dalam pelaksanaannya. Untuk menemukan solusi, Direktorat Program Internasional IPB menggelar IPB Talks dengan tema Complexity and Sustainability Sciences “ Green Campus”.

Kegiatan yang diadakan di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat (18/8) ini dihadiri mahasiswa IPB. Untuk memperluas jangkauan, kegiatan ini ditayangkan menggunakan sistem seminar online (webinar) agar mudah disimak oleh mahasiswa kampus lain maupun masyarakat umum.

Acara ini mendatangkan pembicara dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikat, Profesor Moncef Krarti. Prof. Moncef merupakan ahli di bidang teknik sipil, lingkungan, dan arsitektural. Pembicara kedua ialah Dr. Aceng Hidayat yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Institut (SI).

Hadir juga perwakilan dari Associate Professor Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB yang memaparkan tentang upaya IPB dalam mewujudkan konsep Green Campus. Acara dimoderatori oleh Dr. Ulfah Juniarti Siregar, Associate Professor dari Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB.

Menurut Prof. Moncef konsumsi energi terbesar suatu unit ialah pada gedung, karena di dalam gedung semua aktivitas primer sepanjang hari berlangsung. Untuk itu analisis penggunaan energi penting dilakukan bagi efisiensi energi suatu unit yang dapat dimulai dari instalasi gedung.

“Kita harus bisa menjawab, bagian mana yang menggunakan energi terbesar dan bagaimana bisa mengurangi pemakaian energi secara bijak. Sangat baik jika gedung-gedung yang telah ada mulai menerapkan sistem yang berkelanjutan terhadap lingkungan yang diwujudkan dengan menggunakan teknologi terbaru,” jelasnya saat memaparkan materi yang berjudul Planning for Zero-Emission Campus.

Beberapa teknologi untuk mendukung gedung yang keberlanjutan lingkungan ialah melalui pengaturan aliran panas, penggunaan material hemat energi, penerapan energi terbarukan, dan kontrol cerdas terhadap sistem instalasi listrik.

Termasuk pada skala kampus universitas, pola penggunaan energi gedung kampus harus dihitung secara baik dan mulai menggunakan strategi berkelanjutan. Dalam studi yang telah dilakukannya, kampus bisa melakukan penghematan setelah menggunakan berbagai sistem efisiensi energi pada gedung. Diantara aktivitas tersebut ialah kontrol pada pendingin ruangan dan pengaturan pencahayaan.

Setiap unit memiliki kondisi berbeda tentang kompleksitas dan spesifikasinya. Penerapan dapat berbeda satu sama lain, maka setiap kampus harus memiliki data untuk mewujudkan efisiensi energi dan juga Green Campus

“Di IPB, kami menerapkan konsep IPB Smart Building namun persentase pelaksanaannya masih berada di bawah angka 30 persen. Gedung di IPB telah melakukan kebijakan pembangunan gedung yang memaksimalkan pencahayaan alami di siang hari, tetapi belum diterapkan di semua gedung,” ujar Dr. Aceng.

Green Campus IPB juga konsen terhadap aspek lain yang terangkum dalam enam kriteria yaitu regulasi dan kebijakan yang ramah lingkungan, manajemen sampah, penggunaan energi rendah karbon, masalah air, transportasi hijau, dan penjagaan biodiversitas.

Muncul pertanyaan, apakah saat ini IPB sudah menjadi Green Campus. “Ada satu kriteria dalam Green Campus yaitu biodiversitas. IPB telah masuk dalam Green Campus karena tingginya biodiversitas di kampus IPB dan kami terus bekerja bersama untuk mewujudkan Green Campus di kriteria lainnya,” ujar Dr. Aceng. (EAW/Zul)

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018