Bogor (Antaranews Megapolitan) - Pusat Kajian Resolusi Konflik (Care) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB kembali menggelar Diskusi Terbatas Resolusi Konflik Pengelolaan Danau Toba. Diskusi ini merupakan diskusi kedua yang menghadirkan 13 peserta dari berbagai instansi diantaranya peneliti sektor perikanan dan perairan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), pelaku usaha serta peneliti dari Care LPPM IPB.

“Ada beberapa poin penting yang disimpulkan dari diskusi ini. Sumber pencemaran berasal dari berbagai sektor yakni perikanan, pertanian, limbah domestik, pariwisata dan industri. Menurut Prof. Krismono, salah satu narasumber, sumber utama pencemaran di Danau Toba ternyata berasal dari aliran sungai yang mencapai 5,3 hingga 26,9 kali lebih besar dari pencemaran Keramba Jaring Apung (KJA),” ujar Dr. Dahri Tanjung, peneliti dari Care LPPM IPB.

Untuk itu, diskusi ini menghasilkan beberapa rekomendasi seperti daya dukung Danau Toba untuk perikanan KJA adalah 56.167 ton/tahun. KJA merupakan sektor yang sangat penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat lokal sebagai mata pencaharian penduduk, penyerap tenaga kerja, mendorong multiplier effect dan sebagainya dengan nilai rupiah mencapai Rp 1,5 trilyun per tahun.

“Pengembangan sektor pariwisata di Danau Toba hendaknya tidak mematikan sektor lain seperti KJA,  salah satunya melalui penerapan system co-existence antar berbagai sektor yang tergantung pada Danau Toba,” tandasnya. (**/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018