Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Sebanyak 51.000 lebih pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi, Jawa Barat, terdampak pemadaman layanan sejak Sabtu (10/8) hingga sekarang akibat pencemaran air baku.

"Tidak hanya mengalami perubahan warna, air Kali Bekasi juga mengeluarkan bau tidak sedap yang cukup menyengat," kata Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Sugiyono di Bekasi, Senin.

Dia mengatakan, hingga saat ini warna air Kali Bekasi sudah? berangsur normal, yakni hijau kecokelatan, namun bau amis dari ikan mati masih tercium.

Kondisi Kali Bekasi tersebut kerap terjadi pada saat hujan turun di musim kemarau atau hujan perdana yang menandai peralihan ke musim hujan.

"Bisa seperti itu karena air hujan yang tumpah ke Kali Bekasi mengakibatkan terjadinya turbulensi sedimentasi di dasar Kali Bekasi. Sedimentasi ini sudah terakumulasi selama puluhan tahun sehingga volumenya cukup besar, bahkan ketebalannya diperkirakan bisa sampai lima meter," katanya.

Saat turbulensi terjadi, kata dia, bermacam kadungan air yang selama ini mengendap di dasar terangkat ke permukaan bersama lumpur yang akhirnya membuat warna air Kali Bekasi berubah menjadi hitam pekat.

Menurut Sugiyono, material yang turut mengendap tersebut bisa bermacam-macam jenisnya, baik berupa limbah rumah tangga maupun industri.

"Karena terakumulasi selama bertahun-tahun dengan konsentrasi yang kian tinggi, wajar jika akhirnya limbah-limbah yang mengendap tersebut akhirnya menjadi limbah yang terkategori sebagai bahan beracun dan berbahaya yang tentu saja berbahaya bagi makhluk hidup," ujarnya.

Situasi tersebut mendorong PDAM Tirta Bhagasasi memutuskan untuk menghentikan sementara produksi air minumnya.

"Kandungan polutannya tidak bisa diakali dengan penggunaan bahan kimia sekalipun, sehingga diputuskan produksi dihentikan," kata Kepala Sub Bagian Humas PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Fauzi Ahmad.

Setidaknya ada tiga cabang yang memutuskan penghentian produksi sementara dikarenakan air baku Kali Bekasi yang tercemar, yakni kantor cabang Babelan, Pondok Ungu, dan Tarumajaya.

"Setidaknya 51.000 pelanggan sambungan langsung di wilayah kerja ketiga kantor cabang tersebut menjadi korban penghentian produksi yang terjadi," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018