Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bhagasasi Bekasi, Jawa Barat, mencatat jumlah permintaan bantuan distribusi air bersih ke sejumlah daerah yang dilanda kekeringan di Kabupaten Bekasi terus meningkat sejak Juli 2018.

"Sekarang permintaan bantuan air bersih sudah mulai meningkat akibat kemarau. Kemarin permintaan datang dari warga di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi," kata Kepala Sub Bagian Humas PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Fauzi Ahmad di Bekasi, Rabu.

Menurut dia, ada ribuan kepala keluarga di tiga desa Kecamatan Cibarusah yang butuh pasokan air bersih, yakni di Desa Ridogalih, Desa Cijingga, Desa Cicau dan Desa Sirnajati.

Sebelumnya, permintaan air bersih juga datang dari warga Kecamatan Babelan dan Tarumajaya, Cikaranag Selatan.

Fauzi mengatakan, distribusi air bersih dilakukan pihaknya bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi dengan melibatkan truk tanki dari instansi tersebut.

"Kiriman air bersih kita lakukan setiap hari. Sehari satu truk tangki berkapasitas 5.000 liter sampai 8.000 liter. Sehari bisa tiga kali pulang-pergi. Rekanan kita PT Moya juga bantu distribusi air bersih, sehari bisa tiga sampai empat kali pengiriman," katanya.

Menurut dia, kerja sama lintas instansi itu dianggap perlu mengingat armada truk tangki yang dimiliki pihaknya hanya berjumlah lima unit.

"Untuk itu kita menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan BPBD untuk mengerahkan armada mereka membantu distribusi air bersih," katanya.

Dikatakan Fauzi, bencana kekeringan di Kecamatan Cibarusah merupakan siuasi yang rutin terjadi setiap musim kemarau panjang berlangsung.

Menurut dia, terkadang persepsi korban kekeringan kerap menganggap PDAM tidak aktif dalam memberikan bantuan, sebab truk tanki yang dikirim bertuliskan BPBD.

"Kadang kami (PDAM) suka dianggap tidak kerja membantu korban, padahal air di dalam tanki BPBD berasal dari kami," katanya.

Fauzi mengimbau kepada warga korban banjir untuk mengajukan permohonan bantuan air bersih hanya melalui aparatur kelurahan atau desa setempat.

"Sebab kalau langsung ke PDAM, kita tidak tahu lokasi persisnya. Kalau melalui kepala desa atau lurahnya, kita bisa tepat menyalurkan air bersih," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018