Cibinong, Bogor (Antaranews Megapolitan) - Polsek Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat melakukan pembinaan penyuluhan tentang dampak yang ditimbulkan dengan adanya tawuran.

"Pembinaan harus dilakukan mengingat meningkatnya kenakalan remaja dalam pencarian jati dirinya dengan hal negatif dan itu harus segera ditindaklanjuti," kata Kepala Polsek Sukamakmur, Iptu PolHendra Kurnia di Sukamakmur, Rabu.

Menurut dia dengan cara memberikan edukasi tentang bahaya tawuran sangat penting diberikan kepada pelajar sejak dini.

Itu dikarenakan pencarian jati diri anak itu, saat duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). Dan itu diberikan saat masa orientasi siswa (MOS) dalam mengenal lingkungan sekolahnya maupun tawuran.

Dengan cara ini tentu akan lebih efektif dan juga akan memudahkan dalam memberikan edukasi tersebut.

Namun agar pesan-pesan tersebut bisa dengan mudah untuk diingat maka pemberian edukasi itu lebih seperti bertukar pikiran.

Secara mekanisnya setelah materi diberikan maka anak didik membuat kelompok-kelompok kecil dan di bantu oleh petugas. Dan pada sesi tersebut lebih kepada bertukar pikiran maupun tanya jawab.

"Pola ini memang sudah lazim digunakan oleh guru pengajar, tapi tidak ada salahnya bila kembali diterapkan untuk pemberian terkait bahaya tawuran," katanya.

Ia menambahkan pada pemberian materi itu juga mengungkapkan adanya aspek yang ditimbulkan. Itu antaranya aspek fisik yang artinya dapat menyebabkan kematian dan luka berat bagi pelajar, sebab pelajar yang ikut tawuran pelajar kemungkinan akan menjadi korban baik itu luka ringan, luka berat, bahkan sampai kematian.

Kemudian aspek mental yang berarti dapat menyebabkan trauma pada para pelajar yang menjadi korban ketika tawuran pelajar. Selain itu juga trauma juga bisa dialami keluarga salah seorang pelajar apabila pelajar tersebut sampai meninggal dunia.

Selain itu juga bisa merusak mental dan menurunnya moralitas para pelajar atau generasi muda, menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia, dan hilangnya nilai-nilai sosial seperti perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.

Lanjut Iptu Pol Hendra menjelaskan dalam pemberian materi itu siswa-siswi mulai mengerti tentang bahaya tawuran.

Dan berharap kejadian tawuran tidak lagi terjadi pada wilayah hukumnya dimana sungguh memprihatinkan bila anak-anak sudah mengenal perkelahian menggunakan senjata, bahkan hingga melukai atau menyebabkan korbannya meninggal dunia.

"Sikap ini harus ada tindakan dan perubahan, baik sekolahan maupun lingkungan rumah. Dan orang tua murid juga harus ikut serta melakukan pengawasan," katanya.

Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018