Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia mengadakan SINTA (Science and Technology Index) Award (4/7). SINTA merupakan wahana pendataan, pemetaan dan pengukuran kinerja publikasi, sitasi, kekayaan intelektual hasil penelitian dan pengabdian masyarakat untuk diseminasi dan rekognisi kinerja penelitian Indonesia.

Tak dapat dipungkiri bahwa publikasi ilmiah mencakup jumlah dan sitasi menjadi salah satu indikator dalam pemeringkatan perguruan tinggi di seluruh dunia. Acara yang berlangsung di gedung Kemenristekdikti Jakarta ini sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya dalam mendorong peningkatan publikasi dan jurnal di Indonesia. Hadir dalam kesempatan ini jajaran pejabat Kemenristekdikti, rektor perguruan tinggi, peneliti dan berbagai instansi pemerintah lainnya.

Menristek Dikti, Mohamad Nasir dalam sambutan pembukaannya menyampaikan bahwa publikasi ilmiah saat ini memegang peranan penting sebagai bukti pertanggungjawaban ilmiah hasil penelitian sehingga dapat dikenal luas secara global.

Muhammad Dimyati, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti menjelaskan sampai tanggal 22 Juni 2018, publikasi ilmiah Indonesia di tingkat ASEAN berdasarkan data di Scopus sebanyak 12.233. Jumlah ini menduduki posisi ke dua setelah Malaysia sebanyak 12.492 dan sudah melampaui Singapura sebanyak 9.543.

“Selisih capaian Indonesia dan Malaysia kini semakin menipis, hanya 259 publikasi, apabila dibandingkan empat tahun lalu, selisih dapat mencapai lebih dari 20.000 publikasi. Hal ini berarti ada kemajuan luar biasa bagi publikasi Indonesia. Baik dari sisi jumlah dokumen maupun pertumbuhan dokumen. Namun peningkatan kualitas tulisan atau dokumen perlu terus menerus ditingkatkan,” ujarnya.

Pemberian SINTA Award diberikan untuk 3 kategori besar yaitu (1) award untuk Institusi Litbang/Perguruan Tinggi, (2) award untuk Individu Peneliti, dan (3) award untuk Pengelola Jurnal, yang mencakup 20 sub-kategori rinci yang dibuat berdasarkan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh stakeholders dari perguruan tinggi serta lembaga penelitian dan pengembangan.

Penghargaan tersebut diberikan kepada dosen, peneliti, institusi dan pengelola jurnal yang telah menunjukkan prestasi yang nyata dalam peningkatan publikasi dan jurnal ilmiah.

“Sampai 26 Juni 2018 telah terdaftar lebih dari 109. 000 dosen, 4.530 lembaga, 2.066 jurnal, 9.905 buku dan 1.445 kekayaan intelektual yang sudah masuk terindeks di Sinta berdasarkan hasil verifikasi, akreditasi dan evaluasi,” ujar Dimyati.

Selain itu, wujud nyata Kemenristekdikti dalam mendorong peningkatan publikasi dan jurnal adalah dengan memberikan hibah dan intensif dengan jumlah Rp 28.769.350.000 ke dalam 9 kategori. Yakni Bantuan Akses Database Jurnal Internasional, Bantuan Seminar Luar Negeri, Bantuan Konferensi Ilmiah Internasional, Insentif Artikel Terbit pada Jurnal Internasional (IAJI), Hibah Penulisan Buku Ajar, Insentif Buku Ajar Terbit, Bantuan Pengelolaan Jurnal Elektronik, Insentif Jurnal Terakreditasi, dan Insentif Jurnal Terindeks Internasional Bereputasi.

Bambang Purwoko Ketua Dewan Editor untuk Jurnal Hortikultura Indonesia mewakili 25 penerima hibah untuk pengelolaan jurnal terakreditasi, menerima langsung hibah dari Menristekdikti secara simbolis.

“Jurnal Hortikultura Indonesia diterbitkan oleh Himpunan Hortikultura Indonesia dan Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Malam ini kami mewakili 25 penerima hibah untuk pengelolaan jurnal terakreditasi,” ujarnya.

Ia menambahkan pengelolaan jurnal itu merupakan program besar terutama terkait dengan penguatan riset. Ada berbagai kategori anugerah dalam SINTA Award ini. IPB mendapatkan rangking ke 4 untuk kategori produktivitas publikasi tertinggi Institusi PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) dan rangking 5 pada kategori Institusi dengan jurnal terbanyak terindeks di SINTA,” ungkapnya.(IR/Zul).

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018