Bogor, 4/2 (Antara) - Lembaga Konservasi "ex-situ" satwa Taman Safari Indonesia bersama Gunma Safari Park, Jepang, pada 2013 bekerja sama lagi memberikan sumbangan dana yang dialokasikan untuk kegiatan penyelamatan gajah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung.

"Selain itu, dana sumbangan dari pengunjung Gunma Safari Park yang terkumpul sekitar 1,460 juta Yen itu juga untuk kegiatan penanaman pohon," kata Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Frans Manansang di Bogor, Senin.

Penyerahan secara simbolis sumbangan tersebut dilakukan pada Minggu (3/2), dari Presiden Gunma Safari Park Kunihiko Takahashi didampingi Frans Manansang kepada Kepala Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Sri Andayani, yang dilanjutkan dengan penanaman pohon.

Jenis tanaman yang ditanam antara lain jenis puspa (schima wallichi), jambon (Eugenia sp), Gaharu (Aquaria malaccensis) dan jenis Salam (Eugenia polyanta).

Ia menjelaskan, dari sumbangan dana tersebut untuk kegiatan penyelamatan gajah dan penanaman pohon di TNWL dialokasikan sebesar 1,060 juta Yen.

Sedangkan sisanya, kata dia, akan diberikan bagi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) untuk rehabilitasi habitat Owa Jawa.

Di samping itu, untuk kegiatan konservasi di Taman Buru Masigit Kareumbi (TMBK), yang areanya terletak di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut.



"Sister park"

Frans Manansang, yang didampingi Humas TSI Cisarua Yulius H Suprihardo menjelaskan, pihaknya aktif menjalin kerja sama dengan berbagai kebun binatang dalam kerangka "sister park" di seluruh dunia untuk menunjukan bahwa keadaan Indonesia aman.

Pada tahun 2000, kata dia, TSI menjalin kerja sama "sister park" dengan sebuah kebun binatang di Jepang yaitu Gunma Safari Park.

Tujuan dari dari kerja sama itu adalah mempromosikan Indonesia melalui festival budaya Indonesia di Gunma Safari Park dengan tema "Indonesia Aman".

Dalam festival budaya tersebut, TSI mengenalkan keanekaragaman hayati Indonesia melalui pengiriman satwa-satwa endemik Indonesia untuk dipresentasikan di Jepang.

Festival yang diselenggarakan sejak tahun 2000 tersebut, kata dia, rupanya mendapat sambutan positif dari masyarakat Jepang, sehingga kemudian menjadi agenda tahunan di Gunma Safari Park.

"Untuk tahun 2013 ini telah menginjak tahun yang ke-13," ucapnya.

Dalam kegiatan festival tersebut, Gunma Safari Park menyediakan "charity box" (kotak amal) sebagai wujud kepedulian masyarakat Jepang terhadap lingkungan, keanekaragaman hayati Indonesia dengan memberikan kontribusi dalam bentuk dana yang dimanfaatkan untuk program konservasi di Indonesia.

Dana yang terkumpul disalurkan langsung oleh pihak Gunma Safari Park kepada berbagai institusi yang bergerak dalam bidang konservasi.

Tidak hanya itu, kata dia, TSI dan Gunma Safari Park setiap tahunnya menyelenggarakan penanaman pohon yang bertujuan untuk memulihkan kondisi lahan kritis agar dapat melestarikan kembali ekosistem di dalamnya.

Banyak lokasi yang pernah dikunjungi dalam rangka penanaman pohon seperti di TNGGP, Taman Nasional Halimun Salak, TN Bali Barat dan lainnya.

FOTO:
Direktur TSI Frans Manansang, melakukan penanaman disaksikan oleh (dari kiri ke kanan) Direktur Gunma Safari Park Jepang Kunihiko Takahashi, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kemenhut Novianto Bambang (menggunakan topi) dan Kepala Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung (Berkerudung) Sri Andayani.

Andy Jauhari

Pewarta:

Editor : Budisantoso Budiman


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013