Beijing (Antaranews Megapolitan) - Ada pasangan suami-istri China dan Indonesia yang akan membangun resor ekologi burung walet. Ini dia berita lengkapnya.
Perusahaan Yan Ty Ty milik pasangan suami-istri China-Indonesia akan membangun resor ekologi burung walet di Indonesia.
"Kami dukung rencana itu untuk menarik minat penggemar sarang burung walet Tiongkok agar datang ke Indonesia," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Senin.
Ia mengapresiasi perusahaan tersebut karena selalu menjaga kualitas sarang burung walet yang diimpor dari Indonesia sehingga makin digemari warga China, baik untuk konsumsi langsung maupun bahan baku industri farmasi dan kosmetik.
Bahkan dia mendorong perusahaan lain untuk mengikuti jejak Yan Ty Ty yang tidak hanya menjalankan bisnis, tetapi juga mempererat hubungan antarmasyarakat kedua negara.
"Mudah-mudahan semakin banyak perusahaan yang mengembangkan model bisnis serupa agar bisa membantu peningkatan kesejahteraan pertani sarang burung walet Indonesia dan berinvestasi di Indonesia," kata mantan Dubes RI untuk Rusia itu.
Djauhari menganggap Yan Ty Ty merupakan perusahaan yang berhasil mempererat hubungan bilateral Indonesia-China melalui sarang burung walet.
Sampai saat ini Indonesia telah memenuhi sekitar 80 persen kebutuhan sarang burung walet warga China.
Selain dijual dalam bentuk kemasan, sarang burung walet merupakan salah satu menu masakan yang digemari warga daratan Tiongkok dalam bentuk sup dengan harga yang tidak murah.
Masyarakat China meyakini sarang burung walat bisa berkhasiat bagi kesehatan karena dianggap mampu meremajakan organ-organ tubuh, terutama bagi perempuan yang baru melahirkan.
Editor Berita: N. Yuliastuti.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Perusahaan Yan Ty Ty milik pasangan suami-istri China-Indonesia akan membangun resor ekologi burung walet di Indonesia.
"Kami dukung rencana itu untuk menarik minat penggemar sarang burung walet Tiongkok agar datang ke Indonesia," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Senin.
Ia mengapresiasi perusahaan tersebut karena selalu menjaga kualitas sarang burung walet yang diimpor dari Indonesia sehingga makin digemari warga China, baik untuk konsumsi langsung maupun bahan baku industri farmasi dan kosmetik.
Bahkan dia mendorong perusahaan lain untuk mengikuti jejak Yan Ty Ty yang tidak hanya menjalankan bisnis, tetapi juga mempererat hubungan antarmasyarakat kedua negara.
"Mudah-mudahan semakin banyak perusahaan yang mengembangkan model bisnis serupa agar bisa membantu peningkatan kesejahteraan pertani sarang burung walet Indonesia dan berinvestasi di Indonesia," kata mantan Dubes RI untuk Rusia itu.
Djauhari menganggap Yan Ty Ty merupakan perusahaan yang berhasil mempererat hubungan bilateral Indonesia-China melalui sarang burung walet.
Sampai saat ini Indonesia telah memenuhi sekitar 80 persen kebutuhan sarang burung walet warga China.
Selain dijual dalam bentuk kemasan, sarang burung walet merupakan salah satu menu masakan yang digemari warga daratan Tiongkok dalam bentuk sup dengan harga yang tidak murah.
Masyarakat China meyakini sarang burung walat bisa berkhasiat bagi kesehatan karena dianggap mampu meremajakan organ-organ tubuh, terutama bagi perempuan yang baru melahirkan.
Editor Berita: N. Yuliastuti.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018