Yogyakarta (Antaranews Megapolitan) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Tim The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU) penakluk tujuh puncak tertinggi di tujuh benua sebagai kebanggaan bangsa.
"Selamat atas prestasi luar biasa. Kalian telah menjadi kebanggan bangsa, menggelorakan nama Indonesia di dunia internasional, sehingga orang luar tak bisa lagi menyepelekan negara kita," kata Moeldoko dalam keterangan tertulisnya diterima di Yogyakarta, Minggu.
Panglima TNI periode 2013 hingga 2015 ini juga menegaskan, perjuangan seperti yang dilakukan Didi dan Mathilda tidaklah mudah. "Mereka ini orang-orang hebat, yang selalu menjadikan tantangan sebagai kebutuhan. Semangat menghadapi tantangan ini harus diviralkan kepada generasi millenial".
Pendaki-pendaki perempuan Indonesia, Fransiska Dimitri Inkiriwang (24) dan Mathilda Dwi Lestari (24) berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Everest Kamis, 17 Mei 2018, pukul 07.15 WIB, dan menggenapi rangkaian pendakian 7-summits -- rangkaian tujuh gunung tertinggi di tujuh belahan lempeng benua, sering disalah artikan sebagai tujuh gunung tertinggi di dunia -- yang telah dimulai sejak tahun 2014.
Ini artinya Tim WISSEMU menjadi tim wanita pertama dari Indonesia yang menorehkan prestasi ini. Dunia baru mencatat 31 orang wanita yang pernah mencatatkan diri masuk dalam daftar 7-summiteers.
General Manager WISSEMU Sebastian Karamoy mengatakan ekspedisi Seven Summits ini dijalani dengan jatuh bangun selama empat tahun, baik dalam mempersiapkan pendaki, tim, maupun juga sumber daya ekonominya.
"Tak banyak yang mau jadi sponsor atau berinvestasi pada kegiatan ini, karena termasuk olahraga berisiko tinggi," jelasnya.
Dengan kebersamaan, Tim WISSEMU menyatukan tekad mengatasi perbedaan yang ada. Apalagi Tim terpacu karena jumlah pendaki perempuan yang berhasil mencapai tujuh puncak gunung di dunia ini tak sampai 100 orang.
"Kami dalam tim ini berbeda agama, beda umur, beda generasi, tapi punya satu mimpi dan tujuan yang sama," ungkapnya.
Didi dan Mathilda menyatakan rasa syukurnya karena Sang Merah Putih dapat berkibar di tujuh puncak dunia. "Keberhasilan ini kami persembahkan untuk persatuan bangsa. Untukmu Indonesia".
Oleh karenanya kedua pendaki juga menyampaikan harapan agar dapat memberikan langsung prestasi ini kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. "Semoga prestasi dan sejarah bagi Indonesia ini dapat kami serahkan langsung kepada Bapak Presiden".
Dalam penyambutan tersebut, kedua pendaki sempat menyampaikan bahwa keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dukungan seluruh warga Indonesia, UNPAR, Mahitala, PT Bank BRI Tbk sebagai sponsor utama, PT Multikarya Asia Pasifik Raya dan segala pihak yang turun membantu kelancaran ekspedisi ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Selamat atas prestasi luar biasa. Kalian telah menjadi kebanggan bangsa, menggelorakan nama Indonesia di dunia internasional, sehingga orang luar tak bisa lagi menyepelekan negara kita," kata Moeldoko dalam keterangan tertulisnya diterima di Yogyakarta, Minggu.
Panglima TNI periode 2013 hingga 2015 ini juga menegaskan, perjuangan seperti yang dilakukan Didi dan Mathilda tidaklah mudah. "Mereka ini orang-orang hebat, yang selalu menjadikan tantangan sebagai kebutuhan. Semangat menghadapi tantangan ini harus diviralkan kepada generasi millenial".
Pendaki-pendaki perempuan Indonesia, Fransiska Dimitri Inkiriwang (24) dan Mathilda Dwi Lestari (24) berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Everest Kamis, 17 Mei 2018, pukul 07.15 WIB, dan menggenapi rangkaian pendakian 7-summits -- rangkaian tujuh gunung tertinggi di tujuh belahan lempeng benua, sering disalah artikan sebagai tujuh gunung tertinggi di dunia -- yang telah dimulai sejak tahun 2014.
Ini artinya Tim WISSEMU menjadi tim wanita pertama dari Indonesia yang menorehkan prestasi ini. Dunia baru mencatat 31 orang wanita yang pernah mencatatkan diri masuk dalam daftar 7-summiteers.
General Manager WISSEMU Sebastian Karamoy mengatakan ekspedisi Seven Summits ini dijalani dengan jatuh bangun selama empat tahun, baik dalam mempersiapkan pendaki, tim, maupun juga sumber daya ekonominya.
"Tak banyak yang mau jadi sponsor atau berinvestasi pada kegiatan ini, karena termasuk olahraga berisiko tinggi," jelasnya.
Dengan kebersamaan, Tim WISSEMU menyatukan tekad mengatasi perbedaan yang ada. Apalagi Tim terpacu karena jumlah pendaki perempuan yang berhasil mencapai tujuh puncak gunung di dunia ini tak sampai 100 orang.
"Kami dalam tim ini berbeda agama, beda umur, beda generasi, tapi punya satu mimpi dan tujuan yang sama," ungkapnya.
Didi dan Mathilda menyatakan rasa syukurnya karena Sang Merah Putih dapat berkibar di tujuh puncak dunia. "Keberhasilan ini kami persembahkan untuk persatuan bangsa. Untukmu Indonesia".
Oleh karenanya kedua pendaki juga menyampaikan harapan agar dapat memberikan langsung prestasi ini kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. "Semoga prestasi dan sejarah bagi Indonesia ini dapat kami serahkan langsung kepada Bapak Presiden".
Dalam penyambutan tersebut, kedua pendaki sempat menyampaikan bahwa keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dukungan seluruh warga Indonesia, UNPAR, Mahitala, PT Bank BRI Tbk sebagai sponsor utama, PT Multikarya Asia Pasifik Raya dan segala pihak yang turun membantu kelancaran ekspedisi ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018