Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Hajatan sepak bola terbesar di dunia tinggal satu pekan lagi. Semua negara peserta juga sudah mengumumkan secara resmi nama-nama pemain yang bakal menjadi tulang punggung tim, begitu juga dengan Grup F yang  dihuni oleh sang juara bertahan yaitu Jerman.

Der Panzer pada fase penyisihan ini tergabung dengan tiga tim dari tiga benua yaitu Swedia yang sama-sama berasal dari Eropa, Meksiko dari benua Amerika dan Korea Selatan yang mewakili benua Asia. Bisa dipastikan persaingan bakal berlangsung ketat mengingat semua tim memiliki keunggulan masing-masing.

Sebagai juara bertahan, sang pelatih Joachim Löw telah menyiapkan senjata yang dinilai cukup mempuni. Tak ingin terjebak di fase grup, Der Panzer tetap diperkuat beberapa nama pemain yang kenyang pengalaman dan merupakan anggota saat merebut predikat juara dunia 2014 yang salah satunya Manuel Neuer.

Penjaga gawang Bayern Munich, Manuel Neuer, juga dipastikan akan bermain bersama Mesut Ozil dan kawan-kawan di Piala Dunia 2018.  Neuer bahkan dipercaya menjadi kiper utama Der Panzer padahal, sang kiper baru saja pulih dari cedera. Pemain berusia 32 tahun ini akan didampingi oleh Marc-André ter Stegen, dan Kevin Trapp.

Untuk barisan pertahanan, Joachim Löw memanggil Joshua Kimmich, Mats Hummels, Jerome Boateng, Niklas Sule, Antonio Rudiger, Jonas Hector, Marvin Plattenhardt, dan Matthias Ginter. Posisi gelandang ada nama Toni Kroos, Sami Khedira, Ilkay Gündogan, Sebastian Rudy, Julian Draxler, Thomas Muller, Mesut Ozil, Marco Reus, Julian Brandt, dan Leon Goretzka. Sedangkan penyerang ada Timo Werner dan Mario Gomez.

"Para pemain yang akan tampil di Piala Dunia harus dalam kondisi level permainan yang paling tinggi dan siap kapan pun dipanggil timnas," kata Low seperti dilaporkan bundesliga.com.

Bagi Jerman, Piala Dunia 2018 adalah ke-19 kalinya mereka berpartisipasi dalam turnamen empat tahunan tersebut. Jerman pertama kali mengikuti Piala Dunia pada 1934.

Sepanjang keikutsertaannya di Piala Dunia, Jerman telah 13 kali menembus semifinal, menjadi finalis delapan kali, dan empat kali menjuarai kompetisi tersebut pada 1954, 1974, 1990, dan 2014.

Sejak Low melatih, Jerman menjadi runner-up Piala Eropa 2008 serta semifinalis Piala Eropa 2012 dan 2016. Pada gelaran Piala Dunia, Low membawa Jerman finis di tempat ketiga pada 2010 dan menjadi juara pada 2014.

Namun saat uji coba jelang Piala Dunia 2018 sedikit tersendat karena kalah dari Austria 1-2 dan menang tipis 2-1 dari Arab Saudi.

Pada laga pertama Grup F, Der Panzer akan langsung berhadapan dengan Meksiko di Stadion Luzhniki (17/6). Untuk melapangkan upaya mempertahankan predikat tim terbaik, Thomas Muller dan kawan-kawan dituntut  meraih kemenangan. Namun, upaya tersebut dipastikan tidak mudah karena lawannya dikenal dengan kecepatan lini serangnya.

Meksiko yang saat ini diracik oleh pelatih Juan Carlos Osorio itu memang memiliki pemain dengan tipikal menyerang. Sebut saja Javier Hernandez.

Pemain kenyang pengalaman ini bakal menjadi tumpuan untuk melakukan serangan. Apalagi Meksiko kerap menggunakan formasi 4-3-3. Guillermo Ochoa masih dipercaya sebagai kiper utama. Di lini belakang kuarter Salcedo, Araujo, Moreno dan Layun sering menjadi starter.

Lini tengah akan dipercayakan pada kapten Guardado serta dua gelandang lain di antara Reyes, Herrera, Corona atau Fabian. Posisi striker Meksiko ditempati oleh Javier Hernandez alias Chicharito.

Sementara nama lain seperti Lozano, Peralta, Jimenez dan Vela juga bisa jadi opsi.

Dengan demikian, Jerman yang akrab dengan formasi 4-2-3-1 harus bekerja keras meski secara kualitas pemain di atas Meksiko.

"Kami ingin menjadi juara dunia dan itulah apa yang kami targetkan saat ini. Kami tidak ingin menempatkan batasan di dalam tim. Beberapa orang menge­luh­kan jika target kami tidak realistis, tetapi pada kenyataannya jika kamu bermimpi maka kamu akan berusaha lebih keras untuk mewujudkannya. Jadi, anggapan orang tersebut adalah salah, " kata pelatih Juan Carlos Osorio seperti dilaporkan fifa.com.

Timnas yang memiliki julukan El Tri El Tricolor memulai debutnya di Piala Dunia pada tahun 1930 dan terakhir bermain pada Piala Dunia 2014.

Pencapaian terbaik El Tri di pentas Piala Dunia adalah ketika mereka berhasil mencapai fase perempat final pada putaran tahun 1970 dan 1986.    

Selama berlaga dan berkompetisi di kualifikasi berhasil menyapu bersih semua laga kualifikasi yang mereka jalani dengan catatan 15 kali lolos dalam 15 kualifikasi.

Pada pertandingan kedua di Fisht Stadium (24/6), Der Panzer ditantang Swedia. Meski tanpa Zlatan Ibrahimovi¿, tim yang diasuh Janne Andersson wajib diwaspadai mengingat tim ini dikenal sebagai penjegal tim-tim besar.

Korban pertama adalah Prancis yang terjadi di kualifikasi Grup A zona Eropa. Berikutnya Belanda dan yang terakhir adalah Italia yang terjadi di babak play off. Mimpi Swedia bisa semakin sempurna jika dapat mengalahkan atau bahkan menyingkirkan Jerman.

Janne Andersson kerap menggunakan formasi  4-4-2. Robin Olsen akan menjadi kiper utama, sementara lini depan dikomandoi oleh kapten Andreas Granqvist dan pemain muda Victor Lindelof.

Lini tengah Swedia memiliki banyak opsi, termasuk Emil Forsberg yang akan jadi playmaker utama Swedia. Di lini depan, duet Marcus Berg dan Ola Toivonen akan diandalkan sebagai juru gedor utama Swedia.

"Kami banyak memiliki pemain handal meski Zlatan Ibrahimovic tidak lagi bergabung bersama kami. Kami tidak ragu dengan kemampuan pemain yang ada," kata Janne Andersson seperti dilansir ESPN.

Selain sebagai penjegal tim besar, semangat Swedia di Piala Dunia 2018 terbilang cukup besar karena harus menunggu selama 12 tahun untuk kembali berlaga di kejuaraan empat tahunan paling bergengsi di dunia itu. Terakhir kali, Swedia turun di Piala Dunia 2006

Selama  perhelatan akbar Piala Dunia, Swedia telah lolos semifinal sebanyak empat kali sejak pertama kali lolos pada 1934. Prestasi terbaik Swedia adalah menjadi runner-up pada Piala Dunia 1958.

Di pertandingan pamungkas Grup F, Der Panzer akan ditantang salah satu raksasa Asia yaitu Korea Selatan. Sesuai dengan jadwal, pertandingan bakal digelar di Kazan Arena, (27/6). Meski sebagai predikat juara bertahan, Jerman tidak boleh menganggap remeh anak asuh Shin Tae-yong itu.

Dengan mengandalkan formasi 4-4-2, tim yang berjuluk Taegeuk Warriors berpeluang menurunkan Kim Seung-gyu menjadi kiper utama, sementara pemain belakang diisi oleh nama-nama seperti Kim Young-gwon, Jan Hyun-soo dan Kim Jin-su. Lini tengah memiliki banyak pemain berpengalaman, sebut saja seperti Ki Sung-yeung dan Koo Ja-cheol.

Song Heung-min yang baru saja meraih penghargaan pemain internasional Asia terbaik versi AFC, tentu akan menjadi tumpuan utama Korea Selatan di ajang ini.

Dibantu dengan dua gelandang lain yang sama-sama berkarier di Liga Primer Inggris, Ki Sung-yueng (Swansea City) dan Lee Chung-yong (Crystal Palace), lini serang Korea Selatan kian kental dengan aroma The Three Lions.

"Kami mempunyai waktu yang cukup untuk membangun tim. Pemain kami yang bermain di Liga Jepang dan Korea sudah siap. Begitu juga dengan pemain yang bermain di Eropa. Kita tinggal tunggu pertandingan saja, " kata pelatih Korea, Shin Tae-yong.

Korea selatan  memulai debutnya di Piala Dunia 1954 dan terakhir bermain di Piala Dunia 2014. Pencapaian terbaik laskar Taegeuk Warriors adalah pada saat putaran Piala Dunia 2002 di mana mereka berhasil menempati posisi-ke 4.

Tim yang juga berjuluk The Reds berhasil lolos dalam 9 dari 14 fase kualifikasi Piala Dunia yang mereka ikuti, dan baru satu kali lolos sampai fase semifinal di mana kemudian mereka berhasil meraih posisi ke-4.

Prestasi terbaik itu tercipta di Piala Dunia 2002 ketika menjadi tuan rumah dengan mengalahkan Italia 2-1.

Saat ini kita tinggal menunggu apakah Der Panzer bermain garang seperti Piala Dunia 2014. Apakah justru kurang punya taring untuk menghadapi rival di babak penyisihan grup. Jika lolos, Jerman bakal ditunggu tim-tim unggulan lain seperti Spanyol, Argentina maupun Brazil. Yuk tunggu pertandingannya.

Editor Berita: Santoso.

Pewarta: Oleh: Bayu Kuncahyo

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018