Bogor (Antaranews Megapolitan) - General Manager Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI Dwi Iqbal Novianto mengajak generasi muda Muslim Indonesia memiliki sudut pandang mendunia dalam mengembangkan dirinya.

"Lihat Rasulullah, beliau lahir di Makkah dan meninggal di Madinah, maka untuk bisa berkembang kita perlu merantau dan mengumpulkan wawasan yang banyak," katanya pada acara Pesantren Ramadhan 2018 di Kompleks Perguruan SMK Wikrama, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Di depan 100 peserta acara yang didukung para mitra kerja sama, yakni Yayasan Baitul Mal (YBM) BRI, Indocement, Taman Safari Indonesia, RS Pelni, Pelindo III, Alfamart, Maram, SMK Wikrama, APP, Indofood, Kemensos, BPJS Kesehatan, RS Harapan Sehati Cibinong itu Iqbal menyampaikan generasi Y atau generasi muda memiliki kesempatan yang masih sangat banyak untuk berkiprah bagi masa depan dirinya maupun bangsanya.

Sebab itu, kata dia, jika pemuda bisa mengetahui cara mengembangkan wawasan dan pergaulan yang positif secara luas dan tidak mudah putus asa, generasi muda Muslim bisa meraih apa yang seharusnya ia dapat secara optimal sesuai bakat yang diberikan Allah SWT kepadanya.

Dalam kesempatan itu, Iqbal yang lebih banyak menguraikan materinya dengan memutar video renungan kutipan Imam Syafi`i dan Imam Ghazali serta para ahli membuat haru seluruh peserta.

Ia mengajak semua orang yang hadir, terutama para peserta pesantren kilat Ramadhan 2018 bertema "Sumbangsih Generasi Muda pada Perbaikan Lingkungan Hidup Berbasis Pendidikan Karakter" itu untuk berbaik sangka terhadap potensi dan takdir Allah SWT seberat apapun itu sebagai kebaikan yang berhikmah.

"Ingat, takdir Allah itu baik. Ada seorang sultan yang harus dipotong jarinya dan ada bawahan setianya dipenjara, suatu saat ia berburu ke hutan lalu akan dijadikan tumbal warga hutan, ternyata berkat jarinya terpotong sultan tidak jadi tumbal karena tidak memenuhi syarat begitupun bawahannya karena tidak ikut sultan dalam penjara," ujarnya.

Menurutnya kaum muda perlu terus mendorong dirinya bersemangat mengenali bakat dan bangkit dari keterpurukan atau kegagalan yang berulang dengan tekad yang kuat beristikamah meraih kesuksesannya.

Jika sudah mengenali bakat, kata dia, baiknya setiap pemuda tetap pada bakatnya dan mengembangkannya, bukan berpaling kepada bidang lain.

Dengan begitu, ragam profesi yang sebenarnya Allah SWT sudah titipkan dalam diri setiap orang untuk saling melengkapi akan terlaksana dengan berkah.

Selain itu, ia juga mengingatkan untuk mendapatkan kegemilangan hidup untuk diri sendiri maupun mendunia dari potensi, bakat dengan segala kendalanya, yang diperlukan ialah tidak menyesali apapun dan siapapun.

"Terakhir, jangan lupa berdoa sebagai penutup. Karena yang terpenting bukanlah menyesali, seterpuruk apapun kita, pasti bisa bangkit dengan shalat, berbakti pada orang tua, ikhtiar dan doa," ucapnya.

Kegiatan peantren kilat Ramadhan 2018 yang diikuti 100 orang dari pelajar SLTA dan perguruan tinggi negeri dan swasta, serta pondok pesantren itu juga menghadirkan sejumlah narasumber lain, yakni Direktur SEAMEO-BIOTROP Dr Ir Irdika Mansur, M.Sc, Kepala LPPM-IPB Dr Ir Aji Hermawan, dan praktisi kesehatan asal RSUD Kota Bogor dr Suksmono H SpSP menggantikan pimpinan RS Harapan Sehati Cibinong dr Eko Suprayogi, Sp. AN.

Pewarta: Mayolus Fajar D dan Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018