Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menggelar simulasi penanggulangan bencana gempa yang diikuti para santri di tingkat SMP.
"Simulasi ini kami lakukan karena Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah rawan bencana gempa, sehingga anak di usia dini harus sudah bisa, minimalnya menyelamatkan dirinya sendiri," kata Humas PMI Kabupaten Sukabumi Atep Maulana di Kampung Cijengkol, Desa Cisande, Kecamatan Caringin, Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, simulasi tersebut dilakukan sedemikian rupa menyerupai jika terjadi bencana gempa, seperti santri yang tengah melakukan pengajian dan pembelajaran tiba-tiba bumi bergetar dengan kekuatan gempa 6,8 Skala Richter.
Situasi kepanikan pun dideskripsikan dalam simulasi, termasuk ada santri yang terluka atau menjadi korban bencana gempa. Sebagian santri pun dilatih bagaimana memberikan bantuan kepada korban dan meminimalkan dampaknya.
Pihaknya sengaja memilih lokasi di SMP Khalifah Boarding School dan Pesantren Tahfidz ini karena santri pun harus bisa menjadi garda yang terdepan dalam memberikan bantuan jika terjadi bencana, salah satunya gempa bumi.
"Kegiatan simulasi seperti ini harus rutin diajarkan kepada anak usia dini, hal ini agar para santri mengetahui bagaimana cara penanggulangan dan kesiapsiagaan bencana," ucapnya.
Sementara Kepala SMP Khalifah Boarding School dan Pesantren Tahfidz Sukabumi Hendar Ali Irawan mengatakan simulasi seperti ini penting diberikan untuk para santri.
Kebetulan bertepatan dengan Ramadhan, sehingga kegiatan tersebut diberikan saat santri tengah melaksanakan pesantren kilat.
"Cukup menarik, materi yang diberikan relawan PMI pun mudah dimengerti santri sehingga diharapkan bisa menularkan ilmunya tentang penanggulangan bencana minimalnya kepada rekannya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Simulasi ini kami lakukan karena Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah rawan bencana gempa, sehingga anak di usia dini harus sudah bisa, minimalnya menyelamatkan dirinya sendiri," kata Humas PMI Kabupaten Sukabumi Atep Maulana di Kampung Cijengkol, Desa Cisande, Kecamatan Caringin, Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, simulasi tersebut dilakukan sedemikian rupa menyerupai jika terjadi bencana gempa, seperti santri yang tengah melakukan pengajian dan pembelajaran tiba-tiba bumi bergetar dengan kekuatan gempa 6,8 Skala Richter.
Situasi kepanikan pun dideskripsikan dalam simulasi, termasuk ada santri yang terluka atau menjadi korban bencana gempa. Sebagian santri pun dilatih bagaimana memberikan bantuan kepada korban dan meminimalkan dampaknya.
Pihaknya sengaja memilih lokasi di SMP Khalifah Boarding School dan Pesantren Tahfidz ini karena santri pun harus bisa menjadi garda yang terdepan dalam memberikan bantuan jika terjadi bencana, salah satunya gempa bumi.
"Kegiatan simulasi seperti ini harus rutin diajarkan kepada anak usia dini, hal ini agar para santri mengetahui bagaimana cara penanggulangan dan kesiapsiagaan bencana," ucapnya.
Sementara Kepala SMP Khalifah Boarding School dan Pesantren Tahfidz Sukabumi Hendar Ali Irawan mengatakan simulasi seperti ini penting diberikan untuk para santri.
Kebetulan bertepatan dengan Ramadhan, sehingga kegiatan tersebut diberikan saat santri tengah melaksanakan pesantren kilat.
"Cukup menarik, materi yang diberikan relawan PMI pun mudah dimengerti santri sehingga diharapkan bisa menularkan ilmunya tentang penanggulangan bencana minimalnya kepada rekannya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018